Happy Reading ya!
Jangan lupa vote and comment
***
Naya menuruni anak tangga dengan terburu begitu mendengar bel pintu berbunyi beberapa kali. Dia sudah tau siapa pelakunya, kedua sahabatnya yang mengatakan akan ke rumahnya untuk mengerjakan tugas bersamaan walaupun dia tau itu tidak akan terjadi karena pasti mereka hanya akan kebanyakan mengobrol sampai lupa waktu dan lupa tugas, ah dan juga kebanyakan makan.
Begitu pintu terbuka nampak lah kedua sahabatnya dengan wajah kusutnya. Kemudian menyerahkan kresek berwarna putih yang sudah ia tebak isinya adalah camilan untuk mereka.
"Gila ini panas banget, gerah," keluh gadis dengan rambut yang dikuncir satu. Namanya Ralita, dari ketiganya hanya dia yang memiliki otak sedikit pintar dan juga tidak pemalas seperti Naya.
"Eh anjir tau gak Nay tadi kita ke kafe dulu kan ya, yang baru buka itu. Harganya astagfirullah bikin kejang-kejang," celetuk Amara——perempuan dengan rambut sebahunya yang baru saja menyusul langkah mereka.
"Iya jatah duit gue ludes seketika, alamat makan indomie nih gue." Ralita kini ikut menimpali.
Naya masih terus bergerak ke arah dapur masih diikuti oleh kedua temannya. "Tapi tetep jadi dibeli kan?"
"Jadi lah gila aja," sahut Amara.
"Gue udah punya firasat sih waktu sampe kesana pasti harganya gak pas di dompet gue. Sok-sokan banget emang si Amara," kesal Ralita membuat Naya seketika tertawa pelan.
"Pada ke mana Nay, sepi banget." tanya Ralita tangannya mencomot keripik yang berada di hadapannya.
"Mama kerja, kak Tsanaya juga kerja."
Naya kembali sibuk mengeluarkan satu persatu jajanan yang tadi di bawa oleh Ralita. Senyumnya langsung merekah ketika menemukan minuman kesukaannya. Naya menatap Ralita dengan tersenyum seolah tersipu, Ralita hanya mengangkat satu alisnya heran.
"Kenapa deh lo? Senyum-senyum gitu?"
Naya menunjukkan minuman berwarna hijau ke arah Ralita, "Makasih matcha nya." Naya kembali mengeluarkan jajanan yang masih tersisa di dalam kresek.
"Heran doyan banget lo sama matcha," ucap Amara keheranan.
"Kek makan daun gak sih?" tanya Ralita sembari tertawa.
Amara ikut tertawa lalu mengarahkan jempol ke arah Ralita, menyetujui ucapan Ralita barusan. "Bener anjir, kek makan rumput." Setelah Amara kembali tertawa.
"Ya nggak lah. Udah ah buruan let's go kita nugas!" Seru Naya mencoba semangat.
Ya bagaimana lagi meskipun dia sudah mengeluh karena tugasnya yang banyak sampai pernah dia menangis, ujung-ujungnya dia akan mengerjakannya juga. Apakah kalian sama?
"Alah bacot anjing paling juga gue yang ngerjain," selak Ralita membuat Naya dan Amara menatap tidak menyangka pada Ralita.
"Astaghfirullah Ralita ngomongnya kasar, gak apa-apa Ta lanjutkan." Naya memberikan jempol pada Ralita.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23