Filenya sempet ilangg tapi waktu udah cari tutorial di YouTube bisa lagi WKWKWK jadinya bisa update sekarang dehhh
HAPPY READING YA💘
***
"Gimana Sa kesan pertama kali merasakan hajar orang?" tanya Raka seraya mengambil satu slice pizza."Lega gue liatnya bonyok gitu," Jawab Arsa pelan. "Dari dulu gue udah tahan-tahan sekarang ada kesempatan ya gue gak menyia-nyiakan kesempatan itu," lanjut Arsa kembali.
"Lo juga bonyok ya bangsat!" sewot Raka sembari menunjuk ke arah pipinya yang lebam.
"Gue cuman segini, coba tanyain sama Jevian gimana kondisi dia?"
Jevian yang tadinya sedang menunduk untuk menatap wajah Keila seketika langsung mendongak. "Babak belur. Gigi depannya copot njir! Parah emang Arsa, kemasukan reog dia."
Seketika itu juga Naya langsung memelototkan matanya. "Emang iya Jev?" tanya Naya tidak percaya.
Bukannya jawaban dari Jevian yang ia dengar justru bisikan dari Arsa lah yang memasuki gendang telinganya. "Kenapa, khawatir?" begitu bisiknya.
Naya langsung mencubit Arsa diiringi dengan tatapan tajamnya. "Gak gitu!" Lalu setelahnya terdengar kekehan singkat Arsa dari belakang.
"Pacaran mulu lo!" Sewot Jevian, melemparkan bantal pada Raka yang kini sedang duduk berdampingan dengan Amara kedua insan itu benar-benar terlihat seperti dunia milik berdua sementara yang lain ngontrak!
Raka menatap sengit ke arah Jevian. "Apaan sih?"
"Gue aja kaget waktu Jevian bilang kalo lo berantem. Sampe ngelag dulu gue." Kini Arka yang mulai bersuara setelah laki-laki itu baru saja tiba dari arah dapur.
Kondisi apartemen benar-benar ramai, setelah beberapa jam yang lalu mereka datang dengan membawa kue, petasan konfeti, terompet, dua box pizza jumbo dan makanan lainnya. Teman-teman Arsa belum pulang dikarenakan terjebak oleh hujan deras di luar.
"Menurut kalian kita bisa gak sih ikutan wisuda gelombang satu?" Kaendra yang sedari tadi diam kini tiba-tiba bersuara.
"Bisa," sahut Arsa cepat.
"Kenapa harus bahas skripsi coba?" tanya Raka terlihat sudah sangat jengah. "Gak yakin gue bisa ikut wisuda gelombang satu, asli."
"Apalagi gue, dosen gue ke luar kota padahal sidang sup Minggu depan lah gue belum dapet tanda tangan dia. E-mail gue kagak dibales apalagi chat, gak tau dah dia maunya apa." Jevian ikut menyahuti dengan kesal.
Dilain sisi, disaat teman-teman Arsa sedang membahas mengenai lika-liku perjalanan mahasiswa akhir, Naya masih serasa dibuat linglung, kesadarannya seakan belum datang. Tadi dia sudah menyempatkan mencari tahu tanggal ulang tahun Arsa, dan ternyata benar laki-laki itu ulang tahun hari ini. 13 Maret dan bisa-bisanya Naya tidak tahu. Saat ini perempuan itu sedang duduk di lantai yang beralaskan karpet bulu sementara Arsa duduk di sofa dibelakangnya sehingga kedua lutut laki-laki itu mengurungnya dari kanan dan kiri.
Pandangan Naya jatuh pada Keila yang sekarang tengah tertidur dengan menjadikan paha pacarnya——Jevian sebagai bantal.
"Jev, gak disuruh di kamar aja? Dingin kasian dikamar aja tidurnya."
Jevian yang sedang tertawa bersama Renan dan juga Arka seketika menoleh. "Gak usah Nay biarin aja, bentaran doang paling dia."
Naya merasakan Arsa yang beberapa kali menciumi puncak kepalanya membuat Naya mendongak. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23