No Regrets |13

33.8K 3.2K 242
                                    

Naya sudah berada di dalam mobil hitam milik Arsa, tadi ketika dia memasuki mobil Arsa tangisnya langsung pecah begitu saja. Berakhir dia yang malu sekarang. Dari tadi Naya diam saja dengan memunggungi Arsa yang saat ini sudah menghentikan mobilnya entah untuk apa. Mata Naya mengamati Arsa yang memasuki minimarket kemudian muncul kembali sembari menenteng kresek putih. Naya tidak bergerak sedikitpun begitu Arsa sudah kembali duduk di kursi kemudi.

"Nih minum, makan juga." Arsa menyodorkan kresek putih tersebut.

Dengan gerakan pelan Naya menerimanya karena memang dia sangat lapar. Ternyata di dalamnya berisi roti keju dan juga minuman kesukaannya. You know——matcha.

"Kenapa bisa ditinggalin di tengah mall gitu?"

Naya kembali memunggungi Arsa, "Gak usah bahas."

Arsa menurut, memilih untuk tidak bertanya lagi. Sampai akhirnya mobil Arsa berbelok arah melewati jalan yang seharusnya digunakan untuk sampai ke apartemen mereka.

"Mau ke mana?"

"Malam ini kita di rumah bunda, gak apa-apa kan?"

Naya bungkam, sebenarnya tidak apa-apa hanya saja ketika mereka di rumah bunda otomatis mereka harus satu kamar bukan?

"Satu kamar dong."

Arsa terkekeh pelan, "Emangnya kenapa? Mau satu kasur juga kita gak akan dosa. Malah dapet pahala." Ujar Arsa sembari menoleh pada Naya.

"Mesum!"

"Siapa juga yang mesum."

"Kenapa nginep di bunda?" Tanya Naya penasaran.

"Kondisi bunda lagi agak drop." Arsa menjeda ucapannya sepersekian detik, "Tadi harusnya jadwal bunda kemo tapi jadwal kemoterapi ditunda, kata dokter karena kondisi umum bunda kurang baik."

Arsa mengalihkan pandangan dari jalanan, melirik Naya. "Jadi gak apa-apa kan Nay kalo kita nginep di bunda? Gue cuman khawatir." Ucap Arsa kemudian.

"Gak apa-apa lah santai, kalo lo macem-macem gue tinggal ke rumah mama aja."

Mereka kembali terdiam dengan Naya yang masih memikirkan alasan apa sampai-sampai Leon meninggalkan dirinya begitu saja. Mengingatnya saja sudah mampu membuat darahnya naik sampai ke ubun-ubun.

"Nay?"

"Hah?" Respon Naya cepat.

"Kalau sampai bunda pergi, hidup gue pasti berantakan banget ya kayaknya."

Naya dibuat kaget dengan refleks ia memukul tangan Arsa, "Heh kalo ngomong ya!"

Hingga akhirnya percakapan mereka berhenti ketika mobil Arsa sudah memasuki gerasi rumah bunda.

***

Saat ini Arsa dan Naya sudah berada di rumah dan saat jarum jam sudah hampir menyentuh pukul sebelas, kedua insan itu sudah berdiam diri di dalam kamar. Arsa yang awalnya akan keluar dari kamar tiba-tiba kembali masuk ketika mendengar Naya yang memanggilnya hampir berteriak.

"Kenapa?" Tanya Arsa heran.

"Sofa di sini kemana?" Tanya Naya dengan telunjuk mengarah pada tempat yang biasanya terdapat sofa di sana.

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang