Ini selesai ngetik langsung dipublish jadi sorry kalo ada typo ya guys😭
Vote sama komennya ya jangan lupa ygy😍
Happy Reading 💘
_______
"Aku minta maaf. Akhir-akhir ini aku gak bisa kontrol emosi."
Naya masih menatap Leon dengan diam.
"Gara-gara kamu nungguin aku 15 menit itu? Apa kabar kamu yang suka tiba-tiba ninggalin aku bahkan kamu sering batalin janji di detik-detik terakhir."
"Iya aku minta maaf," jawab Leon pelan, tidak ada lagi bantahan seperti waktu lalu. "Maaf karena aku sering banget hilang tanpa kabar, gak ada kabar ke kamu. Bahkan sering ninggalin kamu dengan tiba-tiba." Lalu kepala Leon terangkat menatap Naya untuk sepersekian detik, sebelum akhirnya wajahnya berpaling kembali.
"Aku minta waktu buat istirahat dulu untuk hubungan kita ini, bisa?" tanya Naya pada akhirnya.
"Oke," balas Leon tanpa penolakan sedikitpun.
"Keluarga aku kelilit hutang Nay," ujar Leon dengan pelan lalu ia tertawa samar.
Mata Naya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya berdeham pelan, ia menatap Leon dengan ragu-ragu. Sementara yang ditatap hanya menampilkan ekspresi santainya.
"Aku sedikit stres sama masalah rumah, aku juga harus kerja untuk menutupi hutang mama. Dan aku juga bingung harus lanjutin kuliah atau nggak. Akhir-akhir ini aku lagi kacau banget Nay."
Naya masih bungkam, sedikit menggigiti pipi bagian dalamnya. "Leon aku gak tau..."
"It's okey, karena emang aku gak berharap kamu tahu masalah keluarga aku yang berantakan." Leon tersenyum, masih dengan kedua bola matanya yang menatap Naya. "Kita break dulu ya, aku takut nantinya cuman bisa nyakitin kamu aja padahal kamu gak tahu apa-apa," sambungnya.
Leon berdiri, sementara Naya masih bergeming ditempatnya.
"Pulang Nay, bentar lagi kayaknya mau hujan deh."
Naya mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, mengotak-atik ponselnya untuk beberapa saat. Setelah itu dia ikut berdiri, berbarengan dengan bunyi notifikasi pada handphone Leon.
"Nay?" Panggil Leon setelah melihat ponselnya.
"Maaf aku gak tahu kalo kamu punya masalah sebesar itu, aku juga minta maaf karena aku kurang peka atas semua kondisi yang lagi kamu terima." Naya menjedanya sejenak. "Dan itu, aku transfer uang ke rekening kamu. Meskipun nominalnya gak terlalu besar, tapi aku harap setidaknya aku bisa sedikit bantu kamu. Please kamu jangan tersinggung, aku cuman mau bantu." Naya menggenggam tangan Leon lalu tersenyum mencoba menenangkan lelaki itu.
Dan itu adalah kalimat yang Naya masih mengingatnya dengan benar. Semua uang yang berada di rekeningnya ia berikan semuanya pada Leon yang membuatnya sekarang seperti orang yang linglung. Semua uang yang Arsa berikan habis, dan dia bingung bagaimana cara untuk memberi tahu pada Arsa? Padahal uang itu baru saja Arsa transfer ke rekeningnya dua hari yang lalu.
Dan jika Naya meminta pada mamanya, kalau mamanya menanyakan. "Emang Arsa gak kasih kamu nafkah?" Bagaimana?
"Arghhh!" Naya menggeram prustasi dengan kedua tangannya yang sudah menjambak rambutnya sendiri membuat rambut hitam miliknya sedikit acak-acakan.
Lalu, ujung sepatu yang menendang pelan kakinya membuat Naya segera mendongak dan menemuka sosok yang menjulang tinggi dihadapannya. Jeva, adiknya Kaendra.
"Buruan balik, bang Arsa suruh gue. Dia lagi masih ada meeting tadi," ujar Jeva dengan masam.
Naya masih menatap Jeva dengan bahu yang merosot. Dia tidak tahu apa alasan yang membuat lelaki ini tidak menyukainya bahkan dipertemuan pertama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23