No Regretss | 49

31.4K 3.3K 984
                                    

HAPPY READING ALL 💌💐

***

'Nanti minum ini biar pusingnya mendingan'

Arsa membaca kertas note yang tergeletak di atas nakas, lalu menatap obat dan juga segelas air putih yang berada di tempat yang sama.

"Shit!" umpat Arsa dengan tangan yang mengusap wajahnya kasar.

Mata Arsa terpejam, mencoba mengumpulkan ingatannya tadi malam sedikit demi sedikit. Lalu setelah ia mengingatnya walaupun sedikit ia segera mencari ponselnya dan dia langsung kenemukannya di atas kasur.

Arsa mencari nomor Raka untuk segera ia hubungi.

"Apaan?" sapa Raka sangat tidak bersahabat begitu telepon tersebut tersambung.

"Lo yang anterin gue balik tadi malem kan?"

"Iye. Ngapa?"

"Semalem gue ngapain aja?"

"Kagak tau. Gue cuman anterin lo, sisanya sama Naya."

"Oke thanks, Rak."

Terdengar helaan napas dari Raka membuat Arsa urung untuk segera menutup sambungan teleponnya.

"Lo jangan gini lagi deh Sa. Gak kasian apa sama Naya? Dia lagi hamil loh."

Arsa hanya bergumam sebagai jawaban lalu setelahnya ia memilih untuk mengakhiri obrolan tersebut lebih dulu. Lelaki yang kepalanya masih dihampiri rasa pening itu mencari kontak Naya untuk segera ia hubungi.

Lalu Arsa berdecak begitu nomor Naya tidak aktif. Akhir-akhir ini perempuan itu senang sekali pergi tanpa kabar seperti ini.

Semalam, ia hanya ingat jika dirinya diajak ke suatu klub malam oleh teman sekelasnya. Awalnya ia tidak ingin menyentuh minuman alkohol tersebut tetapi karena kepalanya dirasa terus saja berisik, untuk pertama kalinya ia meminum minuman alkohol tersebut dan sekarang ia benar-benar menyesal.

Dengan cepat Arsa segera mengetikan pesan untuk Naya.

Kanaya

Nay kamu berangkat ke kampus?

Makasih buat obatnya

Aku ga inget aku ngapain aja, tapi aku minta maaf buat tadi malem.

***

Hari ini kelasnya telah selesai satu jam lalu, tetapi Naya belum mau pulang. Dan juga sedari pagi ia mengingkan sate yang dijual di daerah Bandung dekat dari gedung sate, baru membayangkannya saja rasanya ia sudah akan meneteskan air liurnya.

Naya mencoba fokus walaupun pikirannya serasa berantakan sekali, bahkan tadi saat kelas sedang berlangsung pun Naya sulit mendapatkan fokusnya. Penejelasan dosen hari ini benar-benar tidak ada yang masuk.

"Kira-kira sampe sana jam berapa ya kak?" tanya Naya kembali masih dengan menempelkan ponsel pada telinganya.

"Gak tahu, Nay. Emang beneran harus banget yang di sana? Jauh loh itu."

"Pengen yang di sana kak. Pengen bangettt."

"Lo ke sana mau sendirian? Tungguin gue deh bentar lagi, nanti gue anter. Selesai meeting tapi."

"Kelamaan, iler gue keburu netes nih, gue gak apa-apa kok sendirian juga."

"Lo sampe sana pasti malem, belum lagi, lo tahu sendiri lah di sana rame banget kan?"

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang