Hello gengs ketemu lagi kita!!!
Vote sama komennya dulu dong jangan lupa😍
Happy Reading 💘
______
"Arsa?"
Arsa menoleh ke arah belakang dan menemukan Naya yang kini tengah menyeret langkahnya ke arah dapur. Perempuan itu mengeluarkan ekspresi wajahnya yang masam.
"Lo udah selesai masak buat sarapan?"
Arsa mengangguk sebelum akhirnya menyimpan piring yang berisikan nasi goreng. "Iya udah."
"Ih kan gue bilang kalo mau masak tuh bilang ke gue biar gue bantuin gitu ya meskipun dikit doang tapi setidaknya gue ngerasa berguna disini," cerocos Naya lalu duduk di kursi.
"Lo mau bantu apa? Ancurin dapur?"
Naya langsung mendelik kesal ke arah Arsa. Ia bergerak untuk menuangkan susu ke dalam gelas saat dia akan menuangkan susu untuk Arsa dia baru teringat jika lelaki itu tidak bisa meminum susu.
"Lo beneran gak bisa minum susu?"
"Iya." Arsa ikut bergabung di meja makan dengan membawa secangkir kopi.
"Kenapa emangnya, alergi?"
"Mungkin," jawab Arsa pelan.
Naya menatap heran Arsa begitu mendengar jawaban lelaki itu. "Gue jadi penasaran seenak apa sih kopi buatan lo sampe kafe lo rame gitu, tapi sayangnya gue gak bisa minum kopi," ujar Naya.
Arsa tidak berniat untuk menimpali perkataan Naya itu ia lebih memilih untuk menyantap sarapannya.
"Hari ini lo mau kemana?" tanya Naya.
"Revisi bab dua."
"Ke rumah Bunda dulu gimana?"
Arsa langsung menoleh ke arah Naya yang kini tengah tersenyum lebar.
"Sebentar aja gak papa kok, gue pengen bawain muffin cokelat. Nyokapnya Amara baru buka toko kue dan itu muffinnya enak banget sumpah," jelas Naya dengan antusias.
"Boleh," jawab Arsa.
Naya langsung memberikan acungan jempol pada Arsa dan mereka kembali melanjutkan sarapannya. Setelah sarapannya habis, Arsa beranjak untuk membereskan meja makan tetapi Naya lebih dulu menahannya.
"Lo kan udah masak jadi biar gue aja yang cuci piring. Biar kehadiran gue disini tuh sedikit berguna gitu," ujar Naya.
Arsa tidak berniat untuk mencegahnya jadi dia membiarkan Naya membereskan piring bekas sarapan tadi. Sementara Naya mencuci piring Arsa memilih untuk beranjak pergi.
Naya yang saat itu sedang fokus mencuci piring, kepalanya langsung menoleh ke arah meja begitu mendengar getaran yang berasal dari ponsel Arsa yang kini layarnya menyala.
"Arsa hp lo nih bunyi!" teriak Naya yang ternyata tidak mendapatkan sahutan dari Arsa.
Layar ponsel milik Arsa meredup sebelum akhirnya kembali menyala diiringi dengan getarannya. Naya berdecak sebal, ia memilih untuk menyudahi kegiatannya lalu berjalan menuju kamar Arsa.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Naya langsung membuka pintu kamar lelaki itu dan Naya menyesali hal tersebut begitu matanya tak sengaja melihat Arsa yang bertelanjang dada. Naya merutuk dalam hati, ia langsung berbalik.
"Handphone lo bunyi terus." Naya mencoba untuk biasa saja.
Arsa berjalan ke arahnya sembari meloloskan kaus putihnya lalu dia tersenyum begitu mendapati wajah Naya yang sudah bersemu. Tangannya terangkat untuk mengacak rambut Naya.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
Teen FictionSEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23