No Regrets | 20

46.2K 3.8K 333
                                    

Maaf aku lagi UTS jadi baru bisa update, jangan lupa vote and comment!

Happy Reading💗

________


Seharian ini Naya hanya berada di kamar, marathon menonton drama sampai matanya lelah. Naya mengambil ponselnya yang berada di bawah bantal. Lagi-lagi Leon tidak ada kabar, nomornya tidak aktif. Pesan-pesan yang ia kirim kemarin belum dibaca, dia marah tentu saja jadi Naya memilih untuk tidak menghubunginya lagi. Leon mau seperti apapun dia akan mencoba untuk tidak peduli.

Di tempat yang sama namun berbeda ruangan, Arsa baru saja keluar dari kamarnya. Niatnya untuk menjenguk bunda gagal dikarenakan ia merasa kurang enak badan. Tetapi Arsa sudah menanyakan kabar bundanya pada bibi——asisten rumah tangga di rumah bunda, mengatakan bunda baik-baik saja dan tidak ada keluhan apapun walaupun Arsa tidak yakin apakah itu benar atau tidak.

Ponsel pada sakunya bergetar membuatnya langsung mengambil benda tersebut, nama Raka langsung tertera di layar ponselnya.

"Kenapa Rak?"

"Sa gue sama anak-anak yang lain mau ke rumah lo, ini lagi di jalan."

"Ngapain?"

"Ini gue mau anterin buku yang waktu itu gue pinjem, katanya lu butuh."

"Nantian aja, lagian gue gak di rumah. Gue di apartemen."

Dan Arsa benar-benar menyesali perkataannya barusan. Begitu mendengar jawaban apa yang di lontarkan oleh Raka.

"Eh seriusan? Ya udah kita ke apartemen lo aja kalo gitu, lagian ini kita lagi di basement apartemen lo tadi habis nganter Jevian cod barang sama temennya."

"Gak usah, udah nanti aja. Gue gak butuh tuh buku," balas Arsa cepat.

"Yahh telat kita udah jalan mau ke lift. Hahaha udah lah lu diem Sa. Siapin makanan ya."

Belum sempat Arsa membalas pekataan Raka, lelaki itu sudah lebih dulu menutup sambungan teleponnya. Sekarang dia hanya berharap kalau Naya tidak keluar dari kamarnya, terus berdiam diri di kamarnya seperti yang perempuan itu lakukan sedari tadi pagi.

Namun ternyata harapannya itu harus ia kubur dalam-dalam begitu mendengar pintu kamar Naya yang terbuka. Dan bertepatan dengan itu bel apartemennya berbunyi.

Arsa langsung bergerak ke arah Naya mendorong bahu Naya, menyuruhnya untuk masuk ke dalam kamarnya kembali.

"Lo kenapa deh?" Tanya Naya heran.

Arsa memejamkan matanya begitu mendengar teman-temannya sedang mencoba menebak password apartemennya yang sudah ia ganti.

"Itu siapa sih yang pencet-pencet, di pintu." Lanjut Naya.

Arsa masih memegangi pundak Naya, "Temen temen gue sekarang lagi ada di depan."

"HAH?!"

"Lo jangan keluar dulu sebelum mereka pulang."

"Tapi Sa——"

"Kalo lo gak mau ketahuan kalo kita udah nikah," Selak Arsa. "Kalo gue sih gak masalah Nay mereka tau juga, gak tau dengan lo."

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang