57. The Rain

277 32 8
                                    

"Gue cuma ngelakuin apa yang bikin gue bahagia." — Zikri Rafasya

"Emangnya kalo kita udah nggak pacaran, gue nggak boleh lagi peduli sama lo? Nggak boleh lagi ngasih perhatian ke lo? Emangnya yang namanya status itu harus pacaran? Harus ada hubungan lebih dari teman?" — Zikri Rafasya untuk Zenata Soraya

"Jangan terlalu berharap sama hubungan yang udah selesai." — Zenata Soraya

"Gue harap lo nggak lupa jalan pulang." — Zenata Soraya untuk Zikri Rafasya

——————————

——————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KASIH ASUPAN DULU BUAT KALIAN SEBELUM BACA CHAPTER INI🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KASIH ASUPAN DULU BUAT KALIAN SEBELUM BACA CHAPTER INI🐣

YUU SELAMAT MEMBACA ZENATA!

———————————

Raut wajah Zena sangat tidak bersahabat pagi ini. Ada kesal, dongkol dan gondok. Bibirnya mengerucut, kedua matanya menatap orang-orang dengan tatapan ingin membunuh. Sebegitu buruknya pagi ini untuk seorang Zena.

Ingin tahu apa yang terjadi tadi malam saat Zikri datang?

Sebaiknya jangan atau kalian akan menyesal.

"Pagi-pagi udah cemberut aja nih Neng Zena," ujar Jemi yang baru saja tiba.

"Nggak usah sok asik atau gue gigit," balas Zena sarkas.

"Dih jahat bener, pms lo?"

"Gue lagi gondok sama temen lo, gondok segondok gondoknya orang gondok!" geram Zena sangat-sangat kesal.

Jemi mengerutkan keningnya. "Temen gue? Temen gue yang mana, By? Temen gue banyak."

Zena menatap Jemi sebal karena kembali memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Tapi sesaat kemudian ia lupa lalu kembali melanjutkan sesi gondoknya yang sempat tertunda. "Temen lo yang sok kecakepan, sok keren, sok misterius, so so so songong!"

ZENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang