[SELESAI]
Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah.
Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...
"Bagian terbaik dalam hidupku adalah ketika kamu duduk di sampingku. Menatapku dengan tatapan yang dulu." - Zikri Rafasya
"Tidak bisa dipungkiri jika perasaan yang dulu masih ada dan akan selalu sama takarannya." - Zenata Soraya
***************
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SELAMAT MEMBACA ZENATA!
------------
Dengan semangat Zikri berjalan menghampiri Zena. Senyum manisnya terpatri indah di wajah tampannya. Kedua tangannya mengepal kuat penuh keringat. Katakanlah, Zikri dua kali lipat lebih nervous di saat seperti ini daripada saat melakukan presentasi di kelas.
Tujuh langkah lagi Zikri sampai tepat di hadapan Zena. Tetapi langkah kakinya terpaksa harus terhenti karena ada seorang laki-laki yang lebih dulu menghampiri gadisnya. Laki-laki itu membawa Zena pergi, dan Zikri tahu dia siapa. Dia Ferry-ketua kelas 11 Ips 4.
Zikri mendesah kasar karena kali ini ia harus menelan mentah-mentah harapannya. Lagi-lagi ia kalah cepat, lagi-lagi ia harus mengalah padahal semua kata telah ia rangkai sebaik mungkin.
"Udah dibilangin suruh gercep juga," decak Jemi di sisi Zikri. "Inilah akibatnya kalo bergerak lambat disertai dengan rasa gengsi yang memuncak!"
"Gue nggak lambat, si Ferry-nya aja yang kecepetan!" sanggah Zikri.
Jemi memutar bola matanya malas. "Selamat menikmati kekalahan Anda," ledek Jemi.
"Lo sebenernya niat dukung gue apa nggak sih?"
"Niat nggak niat, abisnya lo dibilangin susah."
"Ya udah bilangin gue lagi, kali ini gue bakal nurut," ucap Zikri pasrah dan mengalah.
"Coba aja nanti malem, tapi inget jangan ngomong berduaan di tempat gelap. Gue tau nafsu lo segede gaban!"
"Heh lo nggak usah solimi ya Jem sama gue, jelas-jelas yang nafsunya gede itu lo! Bukan gue!"