38. Kembali

603 63 111
                                    

"Satu per satu masalah mulai terselesaikan. Aku harap tak akan ada lagi masalah-masalah baru yang membuat hubungan kita kembali renggang."  — Zena dan Zikri

*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMBYAR AKU MAS TERANG!!! EH ZIKRI MAKSUDNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMBYAR AKU MAS TERANG!!! EH ZIKRI MAKSUDNYA.

DARI SAMPING AJA GANTENGNYA KEBANGETAN HADUH!

YANG SAMBIL GIGIT JARI LIAT FOTO DI ATAS MARI KITA BERGANDENGAN TANGAN.

SIAP UNTUK BACA CHAPTER INI?

SELAMAT MEMBACA!

———————

"Lanjut atau...."

"Lanjut. Gue mau lanjut," sela Zikri cepat. "Ta, please, maafin gue."

Zena tersenyum miring. "Sesayang apa sih lo sama gue?"

"Nih." Zikri menyodorkan paper bag yang tadi ia bawa. "Gue rela adu mulut sama Ibu-ibu sampai digodain Mbak-mbak kasir gara-gara pengin beli ini, buat lo."

Pandangan Zena beralih pada sesuatu yang Zikri bawa. "Apa?"

"Buka aja."

Zena mengambilnya kemudian melihat isinya. Matanya terbuka lebar, mulutnya tak mengucapkan apa-apa untuk beberapa saat.

"Kenapa?"

"Banyak banget ini Zikri. Kamu borong?"

"Kayaknya sih. Aku asal ngambil aja," balas Zikri enteng. "Kalau kamu mau, pabrik coklatnya sekalian aku beli. Asalkan kita jangan putus, please...."

Zena menaruh paper bag itu di atas kursi. Ia kembali menatap Zikri. Menikmati wajah cowok itu lama. Sudah lama rasanya tidak seperti ini lagi. Akhir-akhir ini hubungan mereka kacau. Jangankan untuk berduaan, bertemu tatap saja rasanya susah.

"Ta...."

Tangan Zena terulur untuk membelai wajah Zikri. Rindu, sangat rindu. Zikri memejamkan matanya sesaat. Menikmati sentuhan lembut gadis pujaannya.

ZENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang