29. Concert to BK

638 69 30
                                        

"Money can't buy happiness." — Zenata Soraya

————————————

————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SELAMAT MEMBACA!

***************


"Jadi, apa rencana lo?" tanya Reno.

"Ntar. Kita tunggu temen-temen gue dulu dari anak Ipa," balas Zena.

Hari ini, tepatnya hari Jumat. Zena mengumpulkan semua teman-temannya yang sering nongkrong di warung Teh Ismi. Mulai dari anak Ips sampai Ipa. Semuanya sama. Sama-sama angkatan kelas 11.

Zena tidak pernah membeda-bedakan. Berteman dengan siapa saja, yang penting baik dan tidak membawa negative vibes.

"Nah tuh udah dateng," ujar Zena saat matanya tak sengaja menangkap sosok Kila yang diikuti oleh banyak perempuan dari jurusan Ipa.

Kini semuanya duduk melingkar di depan warung Teh Ismi. Kebetulan di sana ada tikar yang sengaja digelar. Zena duduk di antara Zikri dan Reno. Kedua cowok itu harus selalu menjaga tuan putrinya.

"Jadi gue kumpulin kalian di sini karena ada sesuatu hal yang pengin gue sampein," ucap Zena membuka pembicaraan.

Keadaan hening. Semua mata tertuju pada Zena. Gadis itu memiliki kuasa penuh di sini.

"Karena udah lama kita nggak ngumpul bareng di luar sekolah. Gue mau ajak kalian semua barbequan di rumah gue. Gimana?"

"Dalam rangka apa emang?" tanya Arin—anak kelas 11 Mipa 1.

Zena diam beberapa saat. Kepala gadis itu menunduk. Air matanya tiba-tiba terkumpul di pelupuk matanya.

"Dalam rangka gue nggak akan ikut balapan lagi," lanjutnya dengan kepala yang masih menunduk. Zena menyeka air matanya yang sudah terkumpul banyak di kedua sudut matanya.

ZENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang