41. Early Away

529 64 68
                                    

"Tenang aja. Dia cuma partner lomba. Beda sama kamu yang udah jadi partner hidup." — Zikri Rafasya to Zenata Soraya

"Dia udah mati dan gue nggak peduli."—Zenata Soraya

"Jangan tanya tentang cewek lain lagi ke gue. Karena gue nggak bisa deskripsiin mereka. Ibarat kamera, gue cuma fokus ke satu titik. Yaitu lo, yang lainnya ngeblur." — Jemi Azhaksan


*****

ISI SETIAP IN-LINE DENGAN KOMENTAR KALIAN!

KOMENTAR KALIAN SEMANGAT AKU!

SELAMAT MEMBACA!

——————

"Yuhuuuu hallo everybody! Reno is back!"

Teriakan Reno menggema di setiap sudut warung Teh Ismi. Cowok itu datang tanpa diundang, dan pulang tanpa diantar. Seperti, jailangkung, betul?

"Kalian pada ngapain sih di sini?" tanyanya dengan wajah polos.

"Jualan gedang, Ren. Lo mau beli?" tawar Tedy menyahuti Reno.

"Nggak ah, lidah gue nggak bisa makan gedang," sombongnya.

"Songong amat lu! Biasanya juga makan nasi sama kecap. Belagu dasar!" cerca Oki.

"Sssttt! Orang jelek diem aja," balasnya pada Oki.

Oki hanya diam. Cowok itu selalu ternistakan.

Poor Oki.

Reno mengedarkan pandangannya. Sepertinya ada yang aneh?

"Heh, temen lo sehat nggak, tuh?" tanya Reno pada Hemi. Jari telunjuknya mengarah pada Zena.

"Entah. Dari tadi nggak berhenti ngelamun sambil senyum-senyum sendiri," balas Hemi.

Reno mengangguk-anggukan kepalanya. Sepertinya ia tau Zena kenapa.

"Ray, lo nggak sama Zikri?" tanya Reno keras.

Zena langsung tersadar dari lamunannya begitu mendengar nama Zikri disebut. Cewek itu menatap Reno. "Emang dia ke mana? Tadi berangkat sama gue kok," tuturnya.

"Dia disuruh Bu Fatma ke ruangannya jam istirahat ini. Tadi dia ke sana, gue anter. Terus gue tinggal," kata Reno lugas tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Begini nih temen yang nggak tahu diri," ujar Tony. "Temennya minta anter eh malah ditinggal. Sialan banget nggak, tuh?" tanyanya meminta dukungan.

"Banget itu mah," jawab Eki, Eko, dan Oki.

"Emang mau ngapain Bu Fatma manggil dia?" tanya Zena. Wajahnya sedikit gelisah.

"Kurang tau juga. Tapi kayaknya masalah pelajaran deh. Dia kan pinter pelajaran Ekonomi, mungkin Bu Fatma suruh dia ikutan olimpiade," jelas Reno menebak-nebak.

"Bisa aja sih. Bulan ini kan musim-musimnya olimpiade," sahut Kila.

"Kalau ikutan olimpiade gitu dia bakal sibuk dong?" tanya Zena lagi. "Setau gue ikut olimpiade jam belajarnya jadi nambah. Yang lain pulang mereka nggak pulang. Gitu, kan?"

"Iya, Ray. Si Arin aja tahun kemarin ikut olimpiade Kimia jam pulangnya jadi ngaret. Pas udah pulang di rumah juga tetep harus belajar. Ribet banget," balas Eki.

Zena menghela nafasnya pelan. "Dia kok nggak bilang sama gue semalam?" ujarnya pelan. Tapi masih bisa didengar oleh Hemi dan Kila yang berada di sampingnya.

ZENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang