"Selamanya seperti ini adalah impian yang sedang ku usahakan untuk selalu terwujud. Karena aku percaya 'a dream will come true' " — Zikri Rafasya
———————
Keadaan di dalam rumah Zikri sepi. Tak ada siapa-siapa. Ruang tamu dan ruang keluarga kosong. Tetapi, tiba-tiba muncul seorang gadis dari arah dapur dengan pakaian tidurnya dan rambut yang dicepol asal.
"Wih siapa, tuh?" tanya gadis itu penuh selidik. Namanya Stella—Adik Zikri. Stella yang pertama kali menyadari kedatangan Zikri dan Zena.
Zena tersenyum canggung. "Hai," sapa Zena ramah.
"Hai juga, Kak. Kakak siapa? Pacarnya Bang Iki?" tanya Stella beruntun.
Zena tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Stella.
"Oh jadi ini yang namanya Kak Zena," kata Stella mengangguk-anggukan kepalanya. "Kak, Kakak tau nggak? Di kamarnya Bang Zikri banyak foto Kakak lho. Terus ya Kak, nama Kakak di tulis besar banget di balik pintu. Kalau nggak percaya ayok liat, biar Ella anter," cerocos Stella heboh sendiri. Gadis itu tak mempedulikan tatapan membunuh dari Abangnya.
"Masa iya? Sampai segitunya?" tanya Zena memancing. Cewek itu menatap Zikri jahil.
"Jangan didengerin. Ayo ketemu Bunda," ajak Zikri. "Ella, urusan kita belum selesai," ucap Zikri sebelum beranjak dari tempatnya.
Stella bergidik ngeri. Tapi tak urung gadis itu juga tersenyum senang kemudian mengikuti Zikri dari belakang.
*******
Kedua orang tua Zikri tengah duduk santai di sofa dekat kolam renang. Keduanya terlihat sedang berbincang ria sambil sesekali menyeruput minumannya.
"Yah, Bun," panggil Zikri. Suara cowok itu mengalihkan atensi mereka.
"Nih, Iki bawa pesanan Bunda," kata Zikri sambil membawa Zena mendekat pada orang tuanya.
"Jadi ini yang namanya Zena?" tanya Liliana—Bunda Zikri seraya tersenyum cerah.
Zena tersenyum tipis lalu menyalami kedua orang tua Zikri bergantian.
"Cantik. Pintar sekali kamu cari pacar," kata Lovino—Ayah Zikri membuat Zena tersipu malu dibuatnya.
"Duduk sini, Nak. Bunda mau bicara," ujar Bu Liliana sambil menepuk tempat di sebelahnya yang masih kosong.
Pandangan Zena beralih ke Zikri. Cewek itu meminta persetujuan yang langsung dibalas anggukan kepala singkat oleh Zikri.
"Kamu di sini dulu sama Bunda, aku ke dalam sebentar," ucap Zikri sebelum meninggalkan Zena. Cowok itu tersenyum meyakinkan.
"Jangan lama."
"Nggak. Sebentar aja. Takut banget kayaknya ditinggalin sama anak Bunda," sahut Bu Liliana tersenyum menggoda menatap Zena.
"Eh ngg... Nggak bukan gitu, Tan." Zena menggaruk pelipisnya.
Zikri terkekeh melihat gadisnya yang salah tingkah digoda oleh sang Bunda. Diam-diam ia berharap di dalam hati semoga Bundanya bisa menerima Zena menjadi bagian dari keluarga Rafasya.
![](https://img.wattpad.com/cover/214983772-288-k860106.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Teen Fiction[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...