32. Lost the First Day

548 64 58
                                        

"Proses tanpa tindakan itu hanya omong kosong." — From Story Zenata

"Kadang hidup memang tak selamanya harus bersama." — From Story Zenata

*****

Muka-muka sadboy nih:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muka-muka sadboy nih:(

Kasian ditinggal Zena sampai beberapa hari ke depan.

Kalian nggak ada niatan gitu buat hibur Bang Zikri?

SELAMAT MEMBACA!

**************


Kini Zikri sudah berada di depan gerbang rumah Zena. Cowok itu tengah menunggu Reno yang katanya ingin ikut memastikan bagaimana keadaan sahabatnya. Tetapi, sudah 15 menit Zikri menunggu, Reno tak kunjung datang juga.

Zikri berinisiatif untuk menelepon. Cowok itu mengeluarkan benda pipih dari kantong celana abu-abu yang dikenakannya. Baru saja akan mengklik ikon berwarna hijau, batang hidung Reno sudah kelihatan lengkap dengan seragam dan motor besarnya.

"Kemana aja lo?" tanya Zikri datar.

"Maaf Pak Bos. Tadi gue sakit perut, jadi pup dulu," kata Reno jujur sambil cengengesan.

"Kurang ajar banget lo buat gue nunggu. Sialan emang!" umpat Zikri kesal.

"Iya iya maaf. Nanti aja marah-marahnya, sekarang kita masuk dulu," ujar Reno.

"Oke. Untuk sekarang, lo selamat."

Reno meneguk salivanya. Ia tau, bahwa ucapan Zikri tak pernah main-main.

"Bercanda. Nggak usah baper gitu. Gue nggak sejahat apa yang lo pikirin. Udahlah ayo masuk!"

Zikri masuk ke dalam pekarangan rumah Zena. Motornya ia simpan di luar saja. Cowok itu melihat ke arah garasi, tidak ada motor kekasihnya di sana. Hanya ada dua mobil berwarna putih dan hitam, serta dua motor matic.

"Loh ada Mas Zikri," sapa Mang Udin—supir keluarga Zena.

"Eh Mang Udin. Apa kabar?" sapa Zikri ramah.

"Alhamdulillah Baik Mas," balas Mang Udin. "Ada keperluan apa pagi-pagi begini Mas Zikri datang ke sini?" tanya Mang Udin.

"Ada perlu sama anak majikan Mang Udin yang cantik."

"Neng Nana?"

"Iyalah Mang, siapa lagi emang?"

"Siapa tau kan Mas Zidan," kata Mang Udin bercanda.

"Wah parah nih Mang Udin. Masa Bang Zidan di bilang cantik."

"Lo ngelamain banget sih? Niat kita ke sini mau ngapain coba?" tegur Reno kesal. Cowok itu sedari tadi memperhatikan interaksi dua orang di depannya.

ZENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang