"Menangis bukan berarti kamu lemah. Tapi menangis adalah salah satu cara untuk membuat kamu jauh lebih baik dari pada sebelumnya." — From Story Zenata
—————————————
"Udah Na, gue nggak tega denger tangisan lo. Hati gue sakit liat lo nangis begini," ujar Kila seraya menyeka air matanya. Gadis itu ikut menangis di samping Hemi.
"Kamu jangan ikutan nangis, La. Aku nggak bisa peluk kamu sekarang," balas Reno.
"Udah Kil, jangan nangis, gue jadi ikutan nangis juga nih." Hemi memeluk Kila. Posisi mereka sekarang sedang berpelukan.
"Kalian pada pelukan lah gue sama siapa?" tanya Tedy sambil menunjuk dirinya sendiri.
Pertanyaan Tedy lenyap begitu saja. Suasana di UKS benar-benar menyedihkan. Suara isak tangis saling bersahutan.
"Ray, udah nangisnya." Reno ingin mengurai pelukannya tapi ditahan oleh Zena.
"Jangan," ucap Zena sambil menggelengkan kepalanya.
Reno menuruti keinginan Zena. Cowok itu kembali memeluk Zena dan mengelus rambutnya lembut. Sambil sesekali mengecup puncak kepala Zena singkat.
"Nggak usah sedih. Apapun keputusan lo gue akan tetap dukung lo. Bahkan gue akan jadi orang pertama yang akan belain lo kalo misalkan lo lagi terjebak dalam situasi yang sulit," ujar Reno bijak.
"Makasih, Ren. Lo udah mau jadi sahabat gue. Gue sayang lo."
*******
"Lo bodoh banget sih, Ki!" maki Reno pada Zikri ketika keduanya tengah berada di warung Teh Ismi.
"Lo nggak nyadar apa perlakuan lo itu bikin dia sakit hati! Kepalanya ngeluarin darah lagi tadi! Lo tau itu nggak?!"
"Ren udah," lerai Kila yang duduk di samping Reno.
"Nggak habis pikir gue sama jalan pikiran lo!" Suara Reno kembali normal.
Zikri tidak bisa melawan. Cowok itu hanya diam dengan rambutnya yang acak-acakan. Zikri juga menyadari bahwa ia memang salah. Tak sepatutnya tadi ia membentak Zena di depan orang banyak.
"Zena sekarang di mana?" tanya Zikri yang akhirnya mau membuka mulut.
"UKS. Cepet ke sana sebelum terlambat," saran Tedy.
"Teh, makanan kesukaan Zena sama air putih satu," pesan Zikri. Ia tak perlu repot-repot menyebut makanan kesukaan Zena karena Teh Ismi sudah hafal pastinya.
Teh Ismi mengangguk, kemudian langsung menyiapkan makanan yang Zikri pesan.
"Ada aja lo idenya!" sindir Hemi.
"Buat bahagiain Zena, ide gua nggak akan pernah ada habisnya."
"Jangan mikir buat bahagiain doang. Tapi pikirin juga gimana caranya buat dia nggak terluka gara-gara lo!" Reno berusaha menyindir Zikri agar cowok itu sadar atas kelakuannya.
"Iya," balas Zikri malas.
"Ini, A, makanannya," ucap Teh Ismi seraya menyodorkan satu kotak nasi dan satu botol air mineral.
Zikri menerimanya kemudian menyerahkan uang pecahan berwarna biru. "Kembaliannya ambil aja, Teh."
"Wah makasih ya, A."
"Sama-sama." Zikri menyunggingkan senyumnya. "Gue ke sana dulu," pamit Zikri pada Reno kemudian berlalu keluar warung menuju UKS.
*******

KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Fiksi Remaja[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...