25. Zena's Dad?

691 65 5
                                    

"Membuatmu tersenyum bahagia adalah salah satu tugasku yang sangat berat. Tapi seberat apapun itu, aku akan melakukannya. Semua karena satu alasan, yaitu kamu." — Zikri Rafasya

——————————————

Zena tidak tega sebenarnya untuk mengusut kasus ini ke pengadilan. Gadis itu masih memiliki rasa belas kasihan walaupun kelakuan gurunya memang sudah tidak bisa lagi di toleransi. Membuat seorang muridnya berdarah dan pingsan selama berjam-jam, sangat miris.

Bagaimana bisa seorang guru seperti dia bisa diterima di SMA yang terkenal dengan keunggulannya dalam setiap bidang mata lomba?

Zena kembali meringis saat tak sengaja menyentuh luka di kepalanya. Gadis itu masih tidak menyangka bahwa kejadian seperti ini akan menimpanya. Parahnya lagi yang melakukannya adalah seorang guru yang jelas-jelas mempunyai pendidikan yang tinggi.

Mungkin jika tadi Zena tidak pingsan, gadis itu akan kalaf dan memaki-maki Bu Wida dengan segala sumpah serapah. Kalian tahu kan? Bagaimana liarnya seorang Zena?

"Ayo, Ta, kita pulang." Zikri menuntun Zena turun dari brankar. Cowok itu baru saja kembali dari kelasnya untuk mengambil tas. Sedangkan tas Zena sudah lebih dulu diambil oleh Hemi dan Kila.

"Motor aku gimana?" tanya Zena.

"Sama Oki."

Zikri menuntun Zena menuju parkiran. Cowok itu merangkul pinggang Zena, sedangkan Zena merangkul bahu Zikri.

"Silahkan Tuan Putri," ucap Reno mempersilakan Zena masuk ke dalam mobil.

"Gue berasa putri kerajaan," ujar Zena tersenyum geli.

"Iya, aku Pangerannya," sahut Zikri.

"Pangeran komodo dan Putri ubur-ubur," sahut Reno asal.

"Sialan lo. Ganteng-ganteng gini disamain sama komodo," sewot Zikri.

"Udah nggak usah didengerin. Biarin aja nanti dia jadi Malin Kundang nya," lerai Zena.

"Kenapa jadi nyambung ke Malin Kundang?" Reno menggaruk kepalanya.

"Sorry, gue nggak bisa ngomong lama-lama sama orang nggak penting kayak lo!" ucap Zikri sarkas yang disambut kekehan kecil oleh Zena.

"Sialan lo Ki! Gue kempesin ban mobilnya baru tau rasa lo!"

"Bodo amat!" balas Zikri dan Zena bersamaan.

"Sungguh tega kau Ani," ucap Reno melankolis.

*******

"Ada yang mau kamu beli?" tanya Zikri di tengah perjalanan menuju pulang.

Zena terlihat sedang berpikir. "Mmmm, mau es krim coklat 10," jawab Zena riang seperti anak kecil membuat Zikri gemas dan tak tahan untuk tidak mengacak rambutnya.

"Kamu gemesin banget sih," ucap Zikri seraya menarik-narik pipi kanan Zena.

"Gemes sih gemes tapi nggak usah gini juga. Dikira pipi aku tambang apa? Main tarik-tarik aja!" Zena menepis tangan Zikri.

"Ya udah sini tangan kamu." Zikri meminta tangan Zena sambil menyodorkan tangan kirinya.

"Buat apa?"

"Ngupil."

"Ih jorok banget kamu!"

"Udah sini."

ZENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang