"Kalo nggak punya masalah. Kita harus cari masalah." — From Story Zenata
————————————
Sesampainya di rumah, Zikri langsung disuguhkan pemandangan yang sangat tidak mengenakan. Dimana ia mendapati Bundanya sedang berbicara dengan seorang gadis seumurannya.
"Nah itu Zikri udah pulang," ujar Bu Liliana—Bunda Zikri yang menyadari kedatangan anak sulungnya.
Gadis itu tersenyum melihat kedatangan Zikri.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Zikri ketus.
"Jangan gitu dong, Ki. Ini temen sekolah kamu dulu, kan?"
"Nggak kenal, dan nggak pengin kenal!" tukas Zikri.
"Zikri nggak boleh gitu. Duduk dulu di sini kasian dia udah nungguin kamu dari tadi."
"Suruh pulang aja, Bun. Iki capek mau istirahat. Lagian ini udah maghrib, masa cewek bertamu pas maghrib? Ke rumah cowok lagi. Nggak pantes!" ujar Zikri penuh penekanan.
"Zikri lo kenapa, sih? Gue ke sini cuma mau-"
"Udah nggak usah ngomong lo! Gue muak liat muka lo!" potong Zikri cepat. Ia tak memberikan celah sedikitpun kepada lawannya untuk berbicara.
"Lo harus dengerin—"
Zikri tak menghiraukan lagi ucapan gadis itu. Ia memilih berlalu daripada terus menerus membiarkan matanya menatap gadis yang sangat tidak ia sukai.
"Maafin Zikri ya, Nak? Mungkin Zikri capek. Besok lagi kamu ke sini, ya?" ujar Bu Liliana penuh pengertian.
"Iya nggak pa-pa kok, Tante. Saya pamit pulang dulu, ya?"
"Iya hati-hati, ya."
Gadis itu berlalu meninggalkan kediaman keluarga Rafasya. Muka dan matanya memerah menahan air mata. Tubuhnya sedikit bergetar tak sanggup menahan sakit yang begitu kentara.
"Ki, kenapa lo nggak mau dengerin penjelasan gue dulu? Gue yakin setelah lo denger penjelasan gue, lo pasti akan kembali lagi sama gue," gumamnya lirih.
"Lo egois! Nggak pernah kasih satupun kesempatan buat gue! Nggak pernah sedikitpun kasih celah buat gue masuk ke kehidupan lo lagi! Lo egois Zikri lo egois!" teriak cewek itu sambil terus berjalan menyusuri trotoar.
"Tunggu gue Zikri! Tunggu gue! Tunggu penjelasan dari gue yang bakal ngebuat lo bertekuk lutut."
*******
Setelah bersih-bersih dan melaksanakan kewajibannya. Zikri merebahkan tubuhnya di atas kasur. Jari tangannya terulur untuk mengetikan sebuah pesan singkat di benda pipih berwarna hitam itu.
Zenata Soraya
Udah sholat?
Tanpa menunggu lama, gadis itu langsung membalas pesannya. Tidak seperti dulu, yang kadang hanya di baca saja.
Udah.
Udah makan?
Udah.
Udah mandi?
Udah.
Udah mikirin aku?
Udah.
Eh
Apaan si jayus banget
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Ficção Adolescente[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...