"Hidup gue ya terserah gue. Hidup lo ya terserah gue juga."— Reno 2k20
————————
"Ah akhirnya gue bisa hirup udara sekolahan lagi!"
Zena tersenyum puas menatap gedung sekolahnya yang sudah ia tinggalkan selama kurang lebih tiga minggu. Tidak ada yang berubah, halaman sekolahnya masih bersih-bersih saja dan kelasnya—XI Ips 4 juga sepertinya masih berdiri kokoh di tempatnya.
Banyak pasang mata yang menatap Zena, entah itu karena senang melihat Zena akhirnya sembuh dan kembali ke sekolah atau karena mereka kagum dengan wajah Zena yang terlihat semakin putih dan cerah karena tiga minggu tidak tersentuh sinar UV. Ah intinya mereka sudah menantikan momen seperti ini sejak lama. Momen di mana sang kembang sekolah berjalan anggun dengan bibir menyunggingkan senyum—sangat indah!
"Annyeong Zena welcome back to our class!" Suara sambutan yang begitu meriah saat Zena membuka pintu kelasnya membuat cewek itu sedikit terhenyak. Ia sangat tidak menyangka bahwa teman-teman sekelasnya akan memberinya sambutan seperti ini. Benar-benar di luar dugaan!
Beberapa saat Zena berusaha menyesuaikan situasi yang sedang dihadapinya sekarang. Cewek itu bahkan sampai menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"Ett dah napa malah bengong aja? Sini!" teriak Kila tidak sabaran.
Zena mengangguk cepat kemudian berjalan mendekati teman-temannya. "Sorry guys, gue bener-bener speecheles. Nggak nyangka banget kalo kalian bakal nyambut gue kayak gini," ungkap Zena bahagia.
Mereka tersenyum bahagia mendengar respon Zena yang juga bahagia. Syukurlah karena Zena tidak meresponnya hanya dengan kedikkan bahu. Biasanya cewek itu hanya akan tersenyum tipis lalu melengos begitu saja.
"Na, lo tambah cakep asli!" ujar sang ketua kelas mengagumi Zena dan disetujui oleh yang lainnya.
"Bisa aja lo pada," balas Zena tersenyum malu.
"Gass nih nanti malam makan-makan di rumah Zena!" seru Hemi mengompori.
"Boleh, tapi jangan di rumah gue deh. Di cafe selo aja, gue yang traktir," kata Zena.
"ASIKKKK MAKAN GRATIS YUHUUU!!!"
Zena tertawa lepas mendengar reaksi mereka. Padahal yang Zena tahu, teman sekelasnya itu tergolong orang-orang yang sangat berkecukupan. Tetapi ketika mendengar kata traktiran, semuanya berteriak senang karena mendapat gratisan.
"Emang ya kata 'traktiran' dan 'gratisan' itu paling ditunggu-tunggu sama semua orang," ucap Zena lirih.
"Mau orang itu sekaya apapun, kayaknya kalau dapet gratisan nggak akan bisa nolak deh," timpal Kila.
"Iya bener, termasuk elo!" cibir Zena pada Kila membuat cewek itu mengerucutkan bibirnya.
*******
"Zikri Zikri, lagi-lagi kamu telat. Makan apa sih kamu sampe sering telat begini?!" Suara menggelegar milik Pak Budi terdengar di seluruh seantaro sekolah. Guru BK dengan gaya cukur rambut yang menyilaukan mata itu tengah berkeliling mengitari beberapa siswa yang telat datang pagi ini.
"Kamu itu anak pintar dan berprestasi di sekolah ini, harusnya bisa datang tepat waktu dan bisa jadi contoh teman-teman kamu!"
"Anak pintar dan berprestasi juga manusia, Pak. Pasti kadang-kadang juga bisa ngelakuin kesalahan," sahut Zikri dengan santainya membuat para siswa dan siswi yang tengah menonton menganga mendengar jawaban entengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Teen Fiction[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...