"Karena kita hidup bukan untuk membuat mereka terkesan." — Zenata Soraya
————————————
Zenata Soraya. Cewek cantik dengan kulit putih, rambut panjang sepunggung warna kecoklatan. Alis tebal dan bulu mata yang lentik. Kedua sorot mata yang tajam dan bola mata yang kecoklatan membuat Zena hampir sempurna. Tapi kesempurnaan cinta hanya milik Rizky Febian ya gais!
Zena terlahir dari keluarga yang terbilang berkecukupan. Satu fakta yang harus kalian tahu, Zena juga keturunan Sunda. Waktu ia berumur 5 tahun pernah tinggal bersama Neneknya di wilayah Jawa Barat, tepatnya di Pangandaran. Sekitar satu tahun tinggal di sana, membuat Zena terbiasa dengan bahasa dan logat Sundanya.
Zena juga mempunyai kakak laki-laki, yaitu Zidan Soreza. Kakaknya kini telah berkuliah semester 3. Jarang di rumah membuat Zidan jarang bertemu dengan Zena. Tapi sekalinya ketemu baku hantam aja kita! Biasalah namanya juga adik kakak. Kalo gak ada ditanyain terus, giliran ada baku hantam terus.
Ayahnya Zakaria Soreza, merupakan Dokter sekaligus kepala rumah sakit di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta. Ayahnya merupakan seorang yang sibuk, bertemu dengan Zena hanya sekitar 2-3 kali dalam seminggu.
Ayahnya merupakan tipe Ayah yang lembut sekaligus tegas. Ia tidak pernah memarahi Zena walaupun Zena sering melakukan kesalahan di sekolahnya. Surat panggilan orang tua sudah pernah ia dapatkan karena Zena membuat ulah di sekolah. Itu hal biasa dan lumrah menurutnya, namanya juga anak remaja. Setidaknya kesalahan itu belum melampaui batas dan masih dalam tahap wajar.
Mamanya Zulfa Soraya, merupakan ibu rumah tangga sekaligus wanita karier. Ia memiliki 1 butik yang cukup besar di tengah kota. Nama butiknya "Z'collection". Diambil dari nama anggota keluarga nya yang semuanya berasal dari huruf Z. Mamanya hanya mengunjungi butik sekitar 1-2 kali saja dalam seminggu. Ia mempercayakan sepenuhnya pada salah satu karyawan yang telah bekerja dan mengabdi sejak lama padanya.
Zena mirip sekali dengan Mamanya. Dari sifat maupun perilaku. Cukup pendiam dan cuek. Tidak terlalu peduli dengan apa yang orang lain lakukan atau bicarakan. Berpenampilan apa adanya, sesuai budget lah ya. Sederhanakanlah penampilan, karena kita hidup bukan untuk membuat mereka terkesan.
*******
Zena dan kedua sahabatnya sedang berada di parkiran sekolah. Bel pulang sudah dibunyikan 5 menit yang lalu. Rencananya Zena ingin ikut pulang dengan Hemi atau Kila karena dia baru ingat jika hari ini tidak membawa kendaraan karena kesiangan. Jika Zena nekad membawa kendaraan tadi pagi, sudah pasti itu gerbang sekolah tidak berbentuk lagi karena Zena terobos. Memang, Zena barbar.
"Kila, Hemi, gue nebeng kalian ya," pinta Zena pada Kila dan Hemi saat sudah berada di depan motor sport milik Hemi dan Kila.
"Ayo, lo mau sama gue atau sama Hemi?" Kila menjawab permintaan Zena sembari kepalanya celingukan kesana kemari mencari sesosok manusia sebayanya.
"Gue—" Belum Zena menyelesaikan ucapannya tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.
"By, lo bareng gue aja, yok!" ajak Jemi sembari menggandeng tangan Zena.
"Ishh apa-apaan si lo! Gue nggak mau! Sana pulang aja lo sama mimi peri!" sentak Zena sambil berusaha melepaskan gandengan tangan Jemi.
"Lo gitu banget dah sama gue, By," ujar Jemi lesu sambil menundukkan kepalanya.
Jemi itu anak kelas 11 Mipa 1, ia pintar dan juga tampan. Kapten basket di SMA Houten. Penuh wibawa dan berkarisma. Jemi menyukai Zena sejak kelas 10. Tapi ya begitulah, Zena tidak pernah meresponnya sedikitpun. Zena hanya cuek bebek. Padahal banyak yang mengantri untuk menjadi pacar Jemi, tapi semua Jemi tolak hanya demi seorang Zenata Soraya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Teen Fiction[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...