60. We're Bestie

236 33 5
                                    

"Senyuman itu, senyuman yang dulu selalu terpatri tiada henti."

————————————

"Ja... Jadi ceritanya...."

"Jadi...."

Hemi yang tidak sabaran langsung memukul bahu Kila cukup keras.

"Sekali lagi lo ngomong jadi, gue colok mata lo!" ancam Hemi tidak main-main.

"Ih apa sih Mi? Nggak ah gue nggak mau cerita!"

"Kita sahabatan udah lama dan lo nggak mau cerita?!" Hemi menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. "Keterlaluan lo Kil!"

"Udah udah," lerai Zena menengahi keduanya.

"Apanya yang udah? Orang dia belum cerita apa-apa!" seru Hemi berapi-api.

Kila menatap Zena dan Hemi bergantian. Kemudian menghembuskan nafasnya lelah. "Sebenernya gue udah dari sebulan yang lalu ngebuka hati gue buat Reno. Tapi ya gue diem-diem aja, gue nunggu Reno nyatain cintanya lagi ke gue," jelas Kila.

"Oke, terus?" ujar Hemi dan Zena serempak.

"Dan udah dari seminggu yang lalu Reno ngajak gue ke pasar malam. Tapi gue nolak terus."

"Kapan? Kok gue nggak ada liat Reno ngomong sama lo tuh di sekolah?" tanya Hemi sangat penasaran.

"Di chatt. Dia selalu nge-chatt gue tapi jarang gue bales. Abisnya gue bingung, kalo gue bales entar ngiranya gue ngasih harapan sama dia. Gue nggak mau dibilang sejahat itu."

"Ternyata di balik semua keluhannya, dia ada usaha juga," ujar Zena berdecak kagum.

"Terus akhirnya gue mau di ajak ke pasar malem pas dia nge-chatt gue kemarin. Dan ya gitu, dia nyatain perasaannya. Karena gue juga udah mulai suka sama dia, akhirnya gue terima. Dan dia nggak nyangka banget gue bakalan terima cintanya. Karena lo berdua tau kan kalau gue selalu nolak dia? Kalau dihitung mungkin udah sekitar dua belas kali dia nembak gue dan selalu berakhir dengan penolakan."

"Dan akhirnya tembakan ke tiga belas berhasil tepat sasaran. Good job Reno, i'm so proud of you!" seru Hemi.

"Tembakan ketiga belas dan pas tanggal tiga belas juga, wah angka 13 memang angka keberuntungan buat kalian," ungkap Zena menggeleng takjub.

Kila tersenyum malu-malu, pipinya tiba-tiba merona.

"Udah ya jangan minta gue cerita itu lagi?" pinta Kila.

"Iya, nggak akan. Tapi kalau Reno berbuat macam-macam sama lo, lo harus bilang sama gue. Biar gue pites tuh lehernya!" seru Hemi berapi-api.

"Enak aja main pites leher orang, sahabat gue tuh!" seru Zena membela Reno.

"Udah udah udah, jangan sampai kalian berantem cuma gara-gara hal yang sama sekali belum terjadi. Do'ain yang terbaik aja, jangan overthinking," ujar Kila melerai.

"Asalkan sahabat gue bahagia, gue dukung apapun itu bentuknya," ucap Hemi merangkul bahu kiri Kila.

Zena tersenyum kemudian ikut merangkul Kila di bahu kanannya.

Kedua mata Kila sedikit berkaca-kaca melihat ketulusan dari kedua sahabatnya.

"Makasih banyak kalian udah selalu ada buat gue. Gue sayang kalian."

*******

Zikri baru saja turun dari motornya, cowok itu kini tengah berada di depan gerbang rumah Zena. Mengamati rumah itu sesaat sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk.

ZENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang