"Kamu akan selalu menjadi rahasia di balik senja." — From Story Zenata
——————————————
Setelah drama perpisahan yang terjadi antara dirinya dan Jemi tadi gadis itu menarik tangan Zikri agar tidak perlu memperpanjang masalah. Itu hanya sebuah drama yang sengaja dibuat-buat oleh Jemi agar Zikri cemburu padanya.
"Udah si cemberut mulu ah," ujar Zena ketika keduanya telah sampai di parkiran.
"Lagian lo ngapain sih pake peluk-pelukan segala sama dia?"
"Sekedar tanda perpisahan aja, nggak usah baper."
"Bilang aja gue egois. Gue nggak mau apa yang udah jadi milik gue disentuh sama orang lain. Gue nggak suka berbagi," kata Zikri tegas.
"Ya udah iya maaf, sini deh kamu, aku peluk juga," Zena merapatkan tubuhnya pada Zikri lalu memeluknya erat.
Zikri tersenyum melihat perlakuan Zena. Gadis ini memang hebat. Ia bisa dengan sekejap saja membuat hati seorang Zikri luluh.
"Kalian ngapain di situ?" Suara bariton dari arah lantai dua menginstrupsi keduanya. Membuat Zena refleks melepaskan pelukannya.
"Eh Bapak, ngapain di situ, Pak?" Zena bertanya kikuk. Ia seperti seorang maling yang sedang tertangkap basah.
"Ditanya malah nanya balik! Kalo mau pacaran jangan di sini. Sana di kali!"
"Nah ketahuan kan sekarang. Bapak dulu pas masih muda pacarannya di kali, ya?"
"Sembarangan aja kamu Zena! Sana cepat pulang!"
"Ya udah, Pak, kami pulang dulu. Bapak hati-hati turunnya nanti jatuh. Kalo jatuh nanti sakit terus masuk rumah sakit, terus nanti kalo nggak ketolong bisa lewat—"
"Kamu do'ain saya mati?" potong Pak Budi dengan wajah merah padam.
"Secara tidak langsung lah ya," sahut Zikri enteng.
"ZENA ZIKRI AWAS KALIAN YA!"
Dua sejoli itu tertawa terbahak-bahak sambil berlari menuju motor masing-masing. Keduanya cepat-cepat menstater motornya lalu pergi meninggalkan gedung SMA sebelum Pak Budi berhasil mengejar mereka.
Sungguh bahagia itu sederhana. Cukup dengan menjahili guru seperti Pak Budi saja sudah cukup membuat perut beserta isinya terkoyak. Zena dan Zikri memang couple yang sempurna dalam urusan seperti ini.
*******
Di pertengahan jalan menuju pulang, Zena tiba-tiba menepikan motornya. Membuat Zikri yang sedari tadi berada di belakang untuk mengawasi Zena ikut menepikan motornya juga.
"Ada apa, Ta? Kok tiba-tiba berenti?" tanya Zikri setelah melepas helmnya.
"Itu ada..." Zena menunjuk seorang pedagang es krim keliling.
"Lo mau?"
Zena menganggukkan kepalanya antusias.
"Tunggu sini, ya," Zikri mengacak puncak kepala Zena dengan gemas.
Sepeninggalan Zikri, gadis itu menelisik tempat di sekelilingnya. Sampai matanya berhenti pada satu titik di mana ia menemukan tempat yang paling nyaman dan strategis untuk menikmati es krim di sore hari.
"Hey, liatin apa sih?" Kedatangan Zikri membuat Zena sedikit terhenyak.
"Ah itu ada tempat duduk. Kita duduk di sana, yu." Tanpa menunggu persetujuan dari Zikri, Zena melangkah terlebih dahulu meninggalkan Zikri yang sedang memegang beberapa cup es krim.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Teen Fiction[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...