"ZENA!!"
Suara seseorang mengintrupsi langkahnya. Dengan sangat terpaksa, perempuan yang dipanggil Zena itu menghentikan langkah tanpa berniat berbalik badan untuk melihat siapa orang yang memanggilnya.
Dia sudah tahu.
"Kamu memang tidak pernah kapok ya Zena! Sudah beberapa kali Bapak bilang masuk sekolah itu lewat depan, itu ada gerbang tinggi besar di situ buat apa kalo nggak dipakai?!" seru Pak Budi—guru BK dengan penuh penekanan. Pak Budi ini guru yang selalu menangani murid bermasalah di sekolah, seperti Zena.
"Maka dari itu gerbangnya pindahinlah Pak ke samping supaya enak saya masuknya," celetuk Zena santai.
Pak Budi menghelas nafas panjang. Kepalanya cenat-cenut jika sudah menghadapi gadis ini.
"Sekarang kamu lari 15 putaran, cepat!"
"Dengan senang hati, Bapakku tersayang," balas Zena sangat manis.
Zena melempar tasnya ke sembarang arah lalu mulai berlari mengelilingi lapangan yang luasnya setengah langit itu. Jam menunjukkan pukul 08.30. Keringat Zena mulai bercucuran. Tetapi itu justru membuat Zena semakin terlihat menawan.
"Pak, udah selesai! Saya ke kantin dulu haus!!"
"Heh enak aja main ke kantin. Masuk kelas! Gak ada kantin-kantin! Ini belum waktunya istirahat! Kamu mau saya hukum lagi?!" teriak Pak Budi yang kelihatannya semakin kesal dengan perilaku Zena.
"Aishh! Iya iya ini masuk." Akhirnya Zena memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju kelas saja. Daripada diomelin sama Pak Budi lagi kan? Zena tidak ingin ambil pusing.
Zena itu anak kelas 11 jurusan IPS. Lebih tepatnya 11 Ips 4. Kenapa dia Ips? Jujur, sepintar apapun Zena, ia tidak suka pelajaran yang berbau angka. Apalagi jika sudah positif dan negatif. Zena sangat menghindari pelajaran itu. Walaupun di Ips ada pelajaran hitung menghitung, rasanya lebih mending daripada di Ipa yang sibuk dengan rumus Fisika dan Kimia.
Matematika. Itu pelajaran yang Zena kurang suka. Entah kenapa, mungkin memang sudah kodratnya. Zena rasa jika dia disuruh memilih pelajaran hitungan antara Ekonomi dan Matematika ia tentu akan memilih Ekonomi. Sesulit apapun Ekonomi, setidaknya itu lebih mudah dipecahkan daripada Matematika.
"Capek banget jadi Zena, selalu jadi pusat perhatian," gumam cewek itu dengan senyum mengembang di bibirnya.
*******
JANGAN LUPA VOMENT!
SALAM HANGAT DARI CALON ISTRINYA MAS TERANG(BVC) DAN MAS GANTENG(KSJ)!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Teen Fiction[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...