"Gue emang nggak sebaik yang kalian kira. Tapi gue juga nggak seburuk yang kalian sangka." — Ressa Arrabelle Barsha
——————————
"Udah?"
"Udah, ayo berangkat!"
Zikri tersenyum mendengar suara Ressa yang sangat riang. Ia kemudian melajukan motornya membelah jalanan kota yang tidak terlalu macet malam ini. Maklum, malam ini bukan malam libur.
"Dingin banget, Zik. Untung aku bawa jaket," teriak Ressa.
"Hm."
Zikri hanya menjawab seadanya. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa sedih karena bukan Zena yang berada di belakangnya. Melainkan perempuan yang pernah berseteru dengan Zena. Tidak tahu kenapa Zikri tiba-tiba ingin membawa Ressa jalan-jalan. Ia butuh seseorang sekarang, ia jenuh, ia suntuk, butuh hiburan.
Dan cara menghibur diri yang Zikri ambil itu salah.
Zikri tidak ingin lagi berhubungan dengan Ressa, tidak ingin lagi, sungguh. Tapi hati kecilnya mengatakan bahwa Ressa adalah tempatnya untuk menghibur diri. Zikri mengerti ini salah. Dan jika Zena tahu, pasti cewek itu akan marah padanya.
"Zik, kamu kenapa tiba-tiba mau aja aku suruh jemput?" tanya Ressa saat keduanya turun dari motor dan mulai memasuki sebuah rumah makan lesehan yang tidak terlalu besar.
"Nggak pa-pa, mau aja."
Semenjak hubungannya dengan Zikri retak, pembicaraan mereka tidak pernah lagi semenyenangkan dulu. Jika Ressa bertanya, Zikri hanya akan mengangguk atau sekadar bergumam. Kalaupun membalas dengan kata-kata, itu pun hanya beberapa saja. Selebihnya hanya bergumam.
"Eh, motor kamu ganti?" tanya Ressa sesaat setelah memperhatikan parkiran dan melihat motor yang tadi ditumpanginya tidak seperti motor yang sering Zikri bawa ke sekolah.
"Ada dua."
"Kenapa nggak pake motor yang sering kamu bawa ke sekolah?"
"Itu spesial, cuma Zena yang boleh naik."
Sekalinya jawab panjang, langsung membuat Ressa merengut kesal. Ia benar-benar sudah tidak ada lagi celah untuk mengulang kisah dengan Zikri.
"Zikri—"
"Makan," sela Zikri sebelum Ressa melanjutkan kalimatnya. "Nanti keburu dingin."
"Ish kenapa si makanannya cepet banget datengnya!" gerutu Ressa sangat, sangat, sangat kesal.
*******
Butuh waktu satu jam untuk mereka menyelesaikan acara makan malam dadakan ini. Sebenarnya waktu makan Zikri tidak selama itu, tapi karena Ressa yang butuh waktu lama untuk menghabiskan makanannya, jadilah Zikri mematung di sana—menunggu Ressa selesai makan.
Zikri keluar lebih dulu dari dalam rumah makan dengan diikuti Ressa di belakangnya. "Masih aja kayak dulu," ujar Zikri seraya menyerahkan helmnya pada Ressa.
"Apanya?" tanya Ressa tidak mengerti.
"Makannya, lama."
"Ohhhh." Ressa ber-oh ria. "Cepet-cepet entar keselek," lanjutnya.
"Habis ini mau ke mana?"
"Pu—lang, kan?" jawab Ressa sedikit ragu. Ia tidak ingin pulang sekarang, tentu. Ia ingin lebih lama lagi menghabiskan waktunya bersama Zikri. Kapan lagi ada masa-masa seperti ini setelah semuanya hancur berantakan dan tak sama lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENATA
Ficção Adolescente[SELESAI] Zenata Soraya. Siswi cantik yang disegani di sekolahnya-SMA Houten. Barbar dan nakal adalah hal yang lumrah di kehidupannya. Menjahili guru adalah hobinya jika di sekolah. Tiba saatnya seseorang datang dan ingin memasuki kehidupan Zena. M...