5. Mulai peduli

6.5K 848 53
                                    

Setelah kalian membaca beberapa part, menurut kalian ceritanya bagaimana?

Wkwkwk mohon komen bundo💚

***

Neva terduduk sembari menyentuh kepalanya yang berdenyut sakit. Kilasan sebuah kejadian terputar begitu saja di kepalanya. Neva tidak bisa mencegah, namun tidak bisa menerima juga.

Dia cuma sendirian aja dirumah, Winwin udah pergi dari tadi pagi. Dia mau keluar buat cari Mbak Mina, soalnya dia butuh obat pereda pusing.

Gak tau kenapa, kepalanya mendadak puyeng begini. Apalagi pas Neva coba bangkit dan menatap sekitarnya. Semua rasanya berputar, Neva mengurungkan niat untuk bangkit.

"Astaga, kenapa rasanya pusing sekali?" Ujar Neva dengan suara lemah.

Neva mau menghubungi Winwin, tapi dia gak punya ponsel untuk menghubungi pria itu.

Neva berusaha untuk bertahan dan bangkit kembali. Tapi rasa sakitnya malah semakin menjadi. Neva oleng dan langsung terjatuh perlahan, semuanya menjadi gelap.

***

"Kerjaan kamu selalu memuaskan, pelanggan banyak yang suka. Sekalian aja Win, kalau ada yang minta foto kamu ladeni aja, lumayan tipnya kan." Winwin tersenyum dengan lembut.

Winwin menggeleng kecil, "Saya gak suka di foto pak, lagipula saya ini jual jasa bukan jual wajah. Saya suka risih lihat kamera." Ujar Winwin.

Pria paruh baya yang menjabat sebagai pemilik Kafe tempatnya bekerja, hanya menepuk bahu pria itu tiga kali.

"Kamu memang benar, saya semakin salut sama kamu. Lain kali, kalau ada kerjaan saya pasti katakan pada kamu." Winwin mengangguk hormat.

"Terimakasih banyak, pak."

Gak lama Winwin dapet telepon dari Mbak Mina. Dia menerima dan langsung terkejut. Winwin tanpa pamit berlari, meninggalkan pria paruh baya yang cengo karena Winwin yang pergi begitu saja meninggalkannya.

Winwin dapet kabar kalau Neva dibawa ke puskesmas. Mbak Mina tadinya mau minjem panci, tapi karena beberapa kali ngetuk gak di bukain. Mbak Mina jadi khawatir dan punya inisiatif aja gitu, kebetulan pintu rumahnya gak di kunci.

Pas manggil beberapa kali, tapi gak jawaban dari Neva. Tindakan Mbak Mina emang gak sopan, tapi wajar aja kalau dia khawatir, apalagi Neva cuma sendirian di rumah ini.

Gak taunya Neva beneran pingsan di dalam kamar. Mbak Mina langsung manggil ibu-ibu yang kebetulan lagi belanja sayur di depan rumahnya Winwin, buat bantu mapah Neva.

Winwin menatap Neva yang saat ini masih terbaring di atas brankar. Mbak Mina juga ikutan natap Neva. Ibu-ibu yang bantu tadi masih di luar.

"Ini si Neva gak lagi hamidun kan Win? Cepet banget kalau sampai hamidun, kalian kan nikahnya baru-baru ini." Ujar Mbak Mina, bertanya penasaran pada Winwin.

Winwin menoleh dengan ekspresi terkejut, kalau memang benar, berati Neva gak bohong soal amnesianya. Astaga, kenapa dia bisa nikahin istri orang.

"Gimana bu keadaannya?" Tanya Winwin Sopan.

Mbak Mina harap-harap cemas, penasaran aja sama dugaannya bener apa nggak si Neva hamil.

"Dia pernah terbentur sesuatu sebelumnya?" Tanya dokter puskesmas tersebut.

Winwin langsung ingat kecelakaan yang waktu itu. Winwin mengangguk dengan wajah cemas.

"Sepertinya efek benturannya masih terasa. Mengakibatkan kepalanya mendadak sakit hingga pingsan. Pasien ini juga menderita anemia."

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang