56. Berakhir buruk?

3.6K 322 18
                                    

Yuk jangan lupa follow akunnya!

***

Neva memutar stirnya tanpa takut kemudian membuka pintu mobil dengan satu tangan, dan menendangnya hingga melebar, membiarkan Andi masuk dan menutup pintu mobilnya.

"AWAS MBAK, DI SANA ADA JURANG!" pekik Andi yang sudah pucat pasi ketika mobil mereka hendak mengarah ke jurang tersebut.

Neva kembali membanting stir hingga Mobil itu memutar. kesadarannya tidak menipis, ketika sosok besar itu kembali mengejar mobilnya, Neva menginjak pedal gas untuk menjauh dari tempat tersebut.

"Ndi, ada tanjakan," ucap Neva yang kini berkeringat dingin dan bibir pucat.

"Ayo mbak, pasti bisa. Ya Allah tolong kami," ucap Andi yang berusaha membuat Neva kuat.

Bensin mereka juga tinggal sedikit lagi, tanpa Andi ketahui sebenarnya sekarang Neva sedang menahan sakit yang menyerang perutnya.

Bibirnya kembali pucat dan keringatnya terus menetes. Dengan keyakinan diri dan mengingat sang pencipta, Neva kembali menekan pedal gas tersebut sampai mereka keluar dari jurang kecil tadi.

Entah kenapa Andi menangis karena lega. Mereka bisa keluar dari jurang tersebut dan tidak terasa hari sudah memasuki waktu subuh tepatnya pukul setengah lima waktu setempat.

Neva langsung lemas begitu saja ketika merasa lega karena sudah kembali ke jalan. Dia menunduk dan berpegangan pada stir mobil.

Andi mendadak khawatir ketika melihat Neva yang begitu lemas, "Mbak gak apa-apa kan?" Tanya Andi.

"Mbak kayanya gak ... Sanggup buat bawa mobil lagi," ucap Neva terengah.

"Kamu bisa bawa mobil?"

Andi terlihat ragu awalnya, "Insya Allah bisa mbak, Andi coba."

Neva mengangguk lemas, "Mbak kalau dedeknya gimana?"

"Dia kayanya kaget, makanya sekarang Mbak sakit perut."

"Astagfirullah!"

Andi langsung keluar dari mobil dan membuka pintu untuk Neva, memapahnya dan memindahnya Neva di belakang untuk bersandar dan meluruskan kaki.

"Kamu bisa kan ndi bawa mobil?"

"Bisa kok," ucap Andi yang sebenarnya gak yakin juga.

Neva mengangguk dan mempercayakan semuanya pada Andi. Saat ini tubuhnya seakan letih dan perutnya masih terasa keram, jantungnya berdebar kencang.

Ketika tangan Neva berusaha mengelus perutnya dengan lembut, namun tatapannya sudah menggelap.

DOR!

Mata itu terbuka paksa ketika mendengar suara tembakan yang keras. Seketika mobil terhenti mendadak.

Neva yang setengah sadar berseru, "Terus bawa mobilnya pergi, Andi!"

Andi mengangguk dengan tidak yakin namun ketakutan yang ada dalam dirinya seketika menghilang ketika melihat Neva yang semakin melemah.

"Sial! Kenapa mereka bisa nemuin kita lagi?"

Bromm...

DOR!

"Andi Kebut!"

Andi mengangguk, kemudian Neva mengumpulkan semua energi yang tersisa dan mengambil pistol yang ada di saku bootsnya.

Neva membuka kaca jendela dan menatap target dengan tajam, sebelum akhirnya menarik tuas dan melepaskan tembakan.

DOR!

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang