51. Menantu bu menteri

4.6K 537 25
                                    

Akhirnya update huhu maaf ya ngeghosting ehehe... sekalian nunggu teaser foto anak dream kan ya baca aja dulu
***
Neva sama Winwin memutuskan untuk tetap tinggal di rumah mertua. Alias ibu menteri, ada banyak alasan juga kenapa Neva sama Winwin memutuskan untuk tetap tinggal. Apalagi ada kabar kalau posisi Bu Sanika hendak dilengserkan oleh rekannya karena hendak naik dua periode.

Tepat seminggu yang lalu semenjak Bu menteri masuk istana negara mendapat mandat kalau sebentar lagi mau lanjut periode dua.

Neva juga sadar kalau para pelayan di kediaman Bu Menteri sudah disingkirkan satu persatu. Gimana gak disingkirkan, kalau dia aja hendak mencelakai Ibu mertuanya.

Karena itu juga setiap mereka mau makan, asisten Bu Sanika yang lebih dulu merasakan masakannya. Intinya seminggu ini penuh dengan pengawasan yang ketat.

Winwin sampai kuliah online karena setuju usul ibunya. Dia juga mau nikmati dulu masa uwu-uwuan bareng istri sama calon anak tercinta.

Benar seperti kata Neva, "kamu dulu gak pernah diurus sama ibu mas. Ibu udah capek-capek kerja buat kamu, masa kamu mau nyiain gitu aja?"

Yah walaupun Neva akui kalau mereka sama sekali gak nyaman dan sedikit takut kalau mau makan. Berbanding terbalik dengan apa yang diinginkan oleh Winwin.

"Maaf ya, kalian harus berada di posisi gak nyaman karena ibu," ucap Bu Sanika.

Tatapannya penuh rasa bersalah---mereka saat ini tengah menikmati sarapan bersama. Namun ada banyak yang mendampingi mereka. Bahkan pelayan yang tadi menyiapkan makanan harus menyaksikan mereka makan bersama dengan kokinya.

Ini semua dilakukan demi keamanan dan tidak ada yang kabur kalau terjadi sesuatu kepada Ibu menteri dan juga keluarganya.

"Winwin sama sekali ndak masalah bu, justru Ibu harus mulai waspada dan hati-hati sekarang."

Bu Sanika tersenyum, "memangnya kamu tau apa yang sedang terjadi?"

"Neva yang menjelaskannya tadi malam."

"Uhuk!"

"Minum nak," ujar Ibu Sanika panik, bahkan salah satu pengawal segera memberikan Neva air putih, walaupun tangan Winwin udah gerak lebih dulu.

Wajah pria itu berubah cemberut ketika melirik Neva. Membuat Neva terkekeh kecil karena kelakuannya. Sekarang udah gak kaku lagi karena kena musibah.

Setelah Bu Sanika pamit, tinggallah dua sejoli bersama beberapa pelayan yang ada. Karena mereka agak risih dengan keramaian, Neva dan Winwin memutuskan untuk kembali ke kamar.

"Ada jam kuliah sekarang?"

Neva mendekat kemudian duduk di pangkuan Winwin. Kebetulan Pria itu lebih dulu duduk di pinggir ranjang. Sebenarnya Neva duduk di pangkuan Winwin juga emang sengaja mau ngetes dia udah mulai berat atau nggak.

"Kamu ngapain duduk di sini, mau itu?" Tanya Winwin dengan raut wajah polosnya.

Neva terkekeh dan menangkup kedua pipi Winwin. Maklum karena udah jadi orang kaya, makannya banyak banget. Soalnya dulu banyak makanan yang sulit dia beli karena keadaan ekonomi. Sungguh Cinderella versi laki-laki.

"Yang ngajarin kamu mikirnya itu terus siapa sih? Aku cuma ya, sengaja aja mau ngetes kamu keberatan atau nggak."

"Gak kok, aku gak keberatan sama sekali. Kamu ringan banget, kamu mau aku gendong?"

"Halah, emang bisa?"

"Bisa dong."

"Jangan dulu ya, aku takut kaki kamu tremor mas. Lupa ya sekarang aku gak sendiri?"

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang