50. Just Happy

4.4K 553 33
                                    

Bentar lagi End bosku sama nih sama Secret Pregnancy Bakalan Ending dihari yang sama wkwk. Entah kapan tapi

***

Neva kena interogasi mendadak karena sekarang dikepung di pulau musuh. Gak juga sih, cuma pengandaian karena sekarang baik Bu Sanika dan Winwin meminta penjelasan kenapa Neva diam dan tidak mengatakan kepada Bu Sanika, bahkan meninggalkan Winwin dengan perasaan asing.

Neva sempat terkejut karena melihat Sari yang ditahan oleh polisi, lalu dibawa pergi entah kemana. Sementara Winwin hanya diam dan menatapnya dengan rindu. Walau Neva tau Winwin juga kecewa berat padanya.

"Kamu tidak menyukai saya?" Tanya Bu Sanika yang akhirnya buka suara.

Neva mendongak pelan dan secepat mungkin menggeleng. Dia bukannya tidak suka, hanya tidak berani mengungkapkan. Memangnya Neva punya bukti apa kalau dia mengaku?

Setidaknya Neva masih punya rasa malu, gak kaya Sari yang waktu itu langsung menawarkan diri sendiri pada jurang masalah.

"Bukan begitu bu, justru saya merasa tidak enak hati saja. Karena saya menunggu Mas Winwin pulih dengan benar."

"Kalau kamu terus diam, justru kapan Mas akan ingat? Rasanya amnesia itu gak enak. Kita benar-benar merasa ragu sama lingkungan sekeliling kita, walaupun kenyataannya memang benar," ucap Winwin dengan suara lirih.

Dia begitu senang bukan main karena bisa bertemu lagi dengan Neva. Bahkan saat ini tangan Winwin terus menggenggam tangan Neva tanpa ada jeda untuk dilepaskan.

"Saya tau kamu pasti gak enak, karena mungkin saya mengira kamu menikah dengan Winwin karena tau, Winwin anak saya kan?"

"Hehehe, ya gitu bu. Saya juga sebenarnya gak enak karena sering bohongin Mas Winwin."

Bu Sanika terkekeh, "saya mungkin bisa mengintrogasi kamu besok, karena sekarang ada orang yang lebih berhak buat mengintrogasi kamu," katanya seraya melirik ke arah Winwin.

Pria itu tersenyum tipis seakan menerima maksud ucapan Ibunya. Begitu Ibunya pamit dan bangkit dia sempat meminta Neva untuk menginap malam ini, besok bawa barang-barang Neva untuk tinggal di sini.

Walaupun belum Neva setujui, apa dia akan tinggal dengan mertuanya atau tidak. Bukan karena gak mau, tapi rumahnya kasian gak ada yang jaga. Mau ngajak Mas Winwin, gak enak.

Kecanggungan menyelimuti atmosfer diantara keduanya. Winwin menarik satu sudut bibirnya keatas sembari mempererat genggaman tangannya pada tangan Neva.

"Rasanya canggung sekali."

Ketika Neva bertatapan dengan Winwin, wanita itu menarik kedua sudut bibirnya. Seakan senang mendengar kejujuran Winwin.

Tangan Neva menarik tengkuk Winwin, mengecup bibir Winwin dengan waktu yang lama. Namun ketika Neva hendak melepaskannya, Winwin segera menahannya dan menggerakkan bibirnya.

Seakan Winwin ingin Neva tau, dia tidak bisa berkata-kata untuk mengatakan pada Neva, kalau Winwin sangat merindukannya, sekaligus marah ketika mengetahui Neva meninggalkannya begitu saja.

Neva mendorong bahu Winwin saat nafasnya di rasa hampir habis, dia merasa malu karena mereka malah melakukannya di ruang tengah rumah Bu Sanika, walaupun ini rumah Winwin juga.

"Aku bukannya gak mau, tapi waktu itu aku malas aja berhadapan sama orang yang gak percaya. Walaupun memang apa yang aku bilang itu pasti punya bukti."

"Contoh buktinya apa?"

Neva hanya tersenyum, rasanya belum sanggup memberitahu Winwin. Tapi bagaimanapun Winwin harus tau kan?

"Tahun depan ada yang bakalan manggil Mas Winwin, Ayah."

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang