57. Next Generation (END)

9.3K 548 52
                                    

Happy Reading ❤️

***

Andi mengingat dengan jelas bagaimana dia ikut bersama tim aparat untuk mencari jasad seorang wanita yang hilang selama hampir dua bulan, dan betapa terkejutnya Andi setelah melihat pakaian yang menempel di jasad tersebut.

Baju tosca yang sudah kotor, lalu rok panjang yang seharusnya berwarna putih kini sudah pudar dan ada bagian yang sobek.

Andi gak bisa move on begitu saja walau kejadiannya sudah sekitar setengah tahun berlalu. Dia menceritakan semuanya kepada Cesar, dan hanya ditanggapi dengan tidak percaya.

Karena Cesar gak percaya, sekarang Andi narik tangan Cesar buat ikut dia ke rumah Mas Winwin, biar dia denger semuanya dengan jelas.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam," jawab Winwin yang kebetulan sedang menjemur pakaian-pakaian kecil lucu di halaman rumahnya.

"Mas Winwin, Mbak Neva, Masa Caesar gak percaya sama ucapan aku soal cewek yang meninggal itu," ucap Andi ketika melihat Neva yang kini duduk di teras sembari menggendong bayi kecil yang setengah telanjang berjemur.

Neva terkekeh pelan, "Dia belum ngalamin langsung jadi gak percaya, coba waktu itu dia ikut kita berdua kan ndi," ujar Neva.

Cesar mengernyit penasaran, "emang ada apa sih? Kok kayanya Cesar ketinggalan banyak berita seru, padahal kemarin lagi ngambis buat ujian akhir semester."

Winwin berbalik, "udah sar, kamu gak usah banyak penasaran. Bersyukur kamu gak ngalamin langsung, supaya gak trauma kaya Andi."

Andi mendengus sebal kemudian mendekat ke arah Neva. Dengan gemas Andi mencium pipi bayi yang masih terlihat merah tersebut.

"Andi ih! Jangan dicium dedeknya baru mandi lho, mulut kamu banyak kumannya!" Tegur Neva dengan galak.

Winwin langsung narik Andi buat menjauh, "Saya yang bapaknya aja gak berani nyium, kamu malah langsung nyosor."

Cesar tertawa dan ikut mendekat, mendadak dia inget sama ucapan para tetangga kalau ada rumor tentang pekerjaan Mbak Neva yang seorang militer.

"Mbak Neva beneran orang militer ya?"

"Gak tuh, siapa bilang?"

"Tetangga," jawab Cesar polos.

"Kalau Neva jadi militer, aku siap jadi buronnya, supaya dikejer terus sama Neva."

Bukan Andi, melainkan Winwin yang mengatakannya dengan sebuah kekehan. Andi, Cesar sama Neva saling lirik kemudian bergidik ngeri.

"Udah punya anak juga, ini gendongin bentar aku mau ke dalam ngambil sesuatu."

Winwin menyengir lebar kemudian mengambil alih putri kecilnya dari Neva. Sebelum pergi Neva meminta Andi dan Cesar untuk tetap di tempat.

"Cantik ya mas, anaknya."

"Iyalah, ibunya cantik, ayahnya juga ganteng."

Andi mendengus, sementara Caesar menahan tawa karena mendengar ucapan Winwin yang sengaja bikin Andi panas.

"Udah ndi, gak usah ngincar Mbak Neva lagi. Masih banyak cewek diluar sana kok, Mbak Neva udah punya pawang, udah ada butut pula," ujar Cesar kemudian menepuk pundak Andi seakan memberikan sokongan untuk sahabatnya agar tidak mendekati istri orang.

Winwin tertawa, "tuh dengerin ndi apa kata Cesar."

"Yang suka sama Mbak Neva siapa? Aku suka sama anaknya kok."

Winwin menggeleng pelan, "Agak aneh denger kamu bilang begitu, apalagi di depan bapaknya."

Andi menyengir lebar, "Gak mas, bercanda kok Andi. Mana mungkin, tapi tenang aja Mas Winwin, Andi siap jadi penjaga dedek cantik."

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang