24. Khawatir

4.7K 582 25
                                    

Update Mas Winwin dulu ya wkwk
Lagi muncul ide soalnya, sayang kalau gak di manfaatkan.

Komentarnya ya bun

***

Winwin masih setia memeluk Neva. Tidak tau saja kalau Neva sekarang merasa lapar. Dia bahkan lupa masak karena Pak RT langsung datang karena ajakan dua bocah lelaki yang tadi ikut menjaganya.

Kruyuk~

Winwin tersadar, kemudian menatap Neva dengan ekspresi bingung. Neva malah merasa kepalang malu karena ditatap begitu sama Winwin. Tatapan Winwin mengisyaratkan kekhawatiran.

"Kamu kenapa? Perut kamu gak di apa-apain sama mereka kan?" Tanya Winwin panik.

Neva menggeleng kecil, "Aku gak kenapa-napa kok, cuma lagi laper aja. Makanya minggir dulu, nanti kalau mau lanjut pelukannya di kamar."

Winwin akhirnya tersadar kalau dia sekarang masih duduk dan memeluk Neva dari arah samping. Ketika Winwin melepas pelukan itu, dia segera berbalik dan membantu Neva berdiri.

Neva malah keheranan, "Mau ngapain, mas?" Tanya Neva.

"Bantuin kamu."

Neva menggeleng, "Kalau begini mah gak usah di bantuin, mending sekarang Mas Winwin pergi beli martabak atau sate. Makanan yang bisa di makan pokoknya, laper banget ini."

Winwin tampak berpikir, dia merasa gak akan mudah membiarkan Neva sendirian saja dirumah.

Winwin berdehem pelan, kemudian melirik Neva, "Kamu ikut aja ya, kita makan di luar setelah saya salat isya."

Neva terkekeh, "Siap pak bos!"

Neva duduk di tepi ranjang. Memperhatikan bagaimana suaminya itu sedang berdoa kepada Tuhan yang maha esa. Entah apa yang terucap di hati kecil Winwin sampai raut mukanya begitu serius.

Winwin bersiap dengan membuka baju kokonya, dan mengambil jaket. Setelah siap dia melirik Neva sejenak dan mengisyaratkan Neva untuk segera ikut.

Neva memeluk pinggang suaminya itu dengan perasaan campur aduk. Ini pertama kalinya dia melihat Winwin khawatir. Ini juga pertama kalinya Winwin meliriknya.

"Mau makan apa?" Tanya Winwin, suaranya begitu lembut dan pelan.

Gak biasanya, pikir Neva.

"Makan di warung itu aja, beli pecel lele."

Winwin mengangguk kemudian mencari waktu yang tepat untuk menyebrang dan memarkirkan motornya tepat di depan warung tersebut.

"Turun."

Neva segera turun dan masuk kedalam lebih dulu. Saat pesanan mereka sedang disiapkan, Winwin diam-diam memperhatikan Neva.

Wanita itu merasa kalau Winwin memang memperhatikannya. Hingga Neva mencari celah yang tepat untuk membalas tatapan, Winwin.

Winwin salah tingkah ketika Neva berhasil membuatnya terciduk. Sementara itu Neva malah terkekeh pelan.

"Mas, kamu kenapa sih hari ini? Aneh banget tau gak, kalau mau lihat istri sendiri ya gak apa-apa. Asal jangan lihatin istri orang, nanti tanganmu aku patahin!" Tukas Neva, tentu Neva sedikit tertawa kecil untuk mengajak Winwin bercanda.

Sementara itu pria yang kini duduk di hadapannya tak berhenti untuk menghela nafas, tangan pria itu bergerak untuk menyentuh dada kirinya.

"Kamu gak tau aja, saya beneran khawatir sampai jantung saya rasanya mau copot setelah Mbak Mina mengatakan hal itu kepada saya."

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang