Warning 17+
Kata-kata ambigu nih bahaya, jangan dibaca sama anak kecil!GUE DOUBLE UPDATE GAN, JANGAN LUPA KOMEN WKWK. 50 KOMEN LANJUT DAH WKWK
***
Sebenarnya Winwin lagi banyak pikiran. Apalagi kalau gak mikirin pekerjaan dia, kemarin seharusnya Winwin pergi cari kerja, tapi Neva sedang dalam kondisi yang gak baik-baik aja, mana bisa Winwin tinggal.
Belum lagi Neva kedatangan tiga tamu yang membuat Winwin harus ekstra sabar dan jagain Neva. Soalnya kalau gak dijagain, bisa lepas diambil maling.
"Kalian kok bisa barengan datengnya?" Tanya Neva yang daritadi tangannya gak lepas di genggam sama Winwin.
"Ya gitu deh mbak, kebetulan tadi lihat Kak Faisal dateng, eh kita juga mau dateng jengukin mbak."
Tentu saja Faisal kaget bukan main, dia niatnya datang mau kasi kabar soal misi baru kok. Ini Cesar sama Andi dateng bawa buah satu keranjang dan juga makanan seperti roti dan susu.
"Sakit Nev?" Tanya Faisal khawatir.
Tentu saja ucapan Faisal mengundang tatapan tak mengenakan dari Winwin. Pria itu segera berdehem dan mengenggam tangan Neva, tidak akan membiarkan tangan itu terlepas dari genggaman.
"Kemarin kecelakaan, tapi sekarang udah mendingan. Tenang aja, dirawat sama Mas Winwin, aku udah sembuh kok," Balas Neva, yang sekarang lagi senyum-senyum gak jelas, tangan dia lagi di genggam sama Winwin.
Mana Rasa-rasanya tangan Winwin itu dingin. Jadi Neva ngerasa adem aja gitu, sama genggamannya Winwin. Gak tau kalau Faisal daritadi menatap perih ke arah genggaman tangan itu.
"Mas Winwin, ciee, gak mau Mbak Neva lepas ya? Tangannya saling genggam udah kaya orang mau nyebrang aja," Celetuk Cesar yang ikut melihat genggaman tangan Winwin.
"Iya nih, Mas Winwin mah. Kasi kesempatan yang lain juga dong!" Protes Andi.
"Kamu mau kesempatan yang bagaimana? Enak aja, ini istri saya. Kalau kamu mau, silahkan cari sendiri," Balas Winwin serius.
Neva terkekeh, kemudian balas menggenggam tangan Winwin. Faisal jadi menyesal sudah datang tanpa persiapan mental yang kuat.
"Andi cuma bercanda, udah jangan diladenin serius. Ini juga, demen banget godain suami orang," Ujar Neva sembari menatap Andi.
Mereka bertiga gak lama disana. Karena ada urusan mendesak di rumah dan Faisal mengirim kode lewat tatapan mata, Neva mengangguk dan menyuruh Faisal untuk memberitahunya lewat chat pribadi nanti.
Neva gak bisa periksa sekarang, soalnya ada Winwin yang daritadi gak biarin Neva sendiri. Tapi, Neva seneng banget kalau Winwin perhatian seperti ini. Antara senang dan tidak senang, emang sulit dipisahkan.
"Faisal temen kamu?"
Neva menggeleng, "Bukan, cuma kenalan. Kan dia tetangga kita juga, kamu mikirnya aku sama dia deket ya?"
Neva takut aja gitu, Winwin mikir yang aneh-aneh tentang dia sama Faisal. Padahal emang, ada sesuatu antara dia sama Faisal, walau sebatas masa lalu.
"Nev, saya boleh tanya satu hal gak sama kamu?"
"Apa mas?"
"Kamu sudah ingat siapa kamu sebenarnya?"
Neva terdiam cukup lama, dadanya bergemuruh hebat. Dia gak tau kalau Winwin akan melemparkan pertanyaan dengan tiba-tiba seperti ini. Lalu apa yang harus Neva jawab.
"Saya serius bertanya pada kamu, kalau memang kamu belum mengingat dengan jelas siapa kamu sebenarnya, maaf, walaupun kita berdua suami istri, saya tidak bisa menyentuh kamu."
Neva yang tadinya menunduk refleks mendongak, kemudian menatap raut wajah Winwin yang begitu serius. Winwin juga berbicara seperti ini bukan tanpa sebab. Dia keinget sama ucapannya dodit dulu, ajaran cara menjadi suami yang baik.
Winwin gak mau, setelah dia nyentuh Neva, lalu Neva mengingat siapa dirinya yang sebenarnya, Neva akan membencinya. Lebih baik Winwin mengalah.
"A-aku."
Neva juga bingung, dia dilema berat. Apa dia harus memberitahu Winwin siapa dia sebenarnya?
"Maaf mas, sebenarnya aku udah inget dari lama."
Neva menunduk ketika dia mengatakan kalimat itu dengan secepat mungkin. Kepalanya masih menyusun scenario yang harus dia katakan pada Winwin.
"Kamu berbohong pada saya dari lama?"
Neva mengangguk, "Ta-tapi, Mas tolong dengerin dulu. A-aku cuma gak mau mas ngejauhin aku, mas ceraiin aku. Iya, aku tau aku udah bohong. Tapi aku juga udah gak punya siapa-siapa lagi selain kamu," Ujar Neva dengan suara melirih.
"Saya gak suka pembohong."
Neva mendengus pasrah, mungkin dia sama Winwin emang gak bisa bersatu. Takdir tidak merestui mereka.
"Maafin aku mas. Kamu berhak marah, tapi satu hal yang harus kamu tau. Cinta aku ke kamu itu emang nyata dan gak bohong sama sekali," Ucap Neva lagi.
Udah gak tau lagi mau berkata seperti apa, pasrah aja dia. Winwin cuma diem natap Neva dengan serius. Dari awal Neva tau kalau Winwin nggak pernah suka di bohongi, tapi kenyataannya banyak kebohongan di dalam diri Neva.
Neva hendak pergi, namun Winwin segera menahan tangan Neva. Dia mendekat lalu menarik tengkuk Neva. Hal itu membuat Neva terkejut bukan main.
Winwin hanya menempelkan bibirnya. Neva terkekeh kecil karena sepertinya Winwin tidak paham bagaimana caranya mencium seorang wanita.
Selanjutnya Neva yang mencium Winwin penuh agresif. Hal itu membuat Winwin terkejut bukan main. Secara naluriah mengikuti alur yang sudah dibuat oleh Neva lebih dulu.
Oh... Ternyata begini rasanya ciuman. Pantesan Dodit bilang enak, batin Winwin.
Neva menghentikan ciumannya, kemudian menatap wajah Winwin yang mendadak sayu. Neva terkekeh karena merasa aneh, dan setelah menyadarinya. Winwin terlihat memalingkan wajah karena malu.
"Mau jadi suami beneran gak?"
***
"Kamu mau makan apa?"
Neva menoleh ketika Winwin yang sudah mengenakan kaos putih pendek, dengan celana training panjang, mendekat ke arah Neva.
Wanita itu sempat melirik seprai, Winwin mengikuti arah pandangan Neva. Kemudian tersenyum kecil, "Nanti Mas yang cuci."
Neva terkejut lagi, astaga Winwin udah berhenti kaku gimana caranya. Karena tatapan Neva padanya, Winwin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sudah mulai harus dibiasakan, supaya sa--Mas, ya kedengeran akrab."
Neva tersenyum, gak tau kenapa rasanya jadi agak canggung. Tapi Neva malah malu sendiri, apalagi Neva sempet ingat kilasan-kilasan itu. Astaga! Winwin gak sepolos itu, ternyata laki-laki gak ada yang polos banget!
"Nev, mau makan apa? Kamu pasti laper kan, biar Mas aja yang masak, kamu diem disini."
Seakan mengerti Neva mengangguk pelan. Winwin tersenyum, kemudian keluar dari kamar. Jujur, Winwin jauh lebih deg-degan dari pada Neva. Rasanya bener-bener aneh sekarang, apalagi kalau Winwin inget.
Sebelumnya tubuh Winwin sempat bergetar, pengalaman pertama yang membuatnya juga merasa sedikit aneh. Winwin malu, karena kurang belajar.
Saat Winwin sedang sibuk di dapur sana. Neva bangkit secara perlahan, sedikit meringis karena masih nyeri, namun dengan cepat mengambil ponsel yang dia sembunyikan.
Faisal : Misi Baru
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Husband [END]
Romance"Kamu harus tanggung jawab!" "Kamu siapa?" "Aku istri kamu, masa kamu lupa?" "Buat makan aja saya susah, gimana mau punya istri?" Emang karena lagi apes, gak dapet setoran malah dapet istri dadakan. Imyourput present WARNING⚡ Inget ini Fiksi Start...