Ketemu lagi di pagi yang cerah ini!
Tapi disini mendung sih, jadi ralat aja. Hari Jumat berkah, jadi kudu update.Padahal aku banyak tugas, tapi kok sempet banget ya buat update wkwk
***
Pernah gak sih kalian itu berantem, tapi cuma sebentar doang. Terus yang jadi penyebab kalian baikan, adalah hal yang gak kalian ketahui sama sekali. Nah begitu yang dirasakan Neva saat ini, dia sama Winwin udah baikan, tapi gak tau baikannya karena apa.
Yang jelas, Winwin udah mulai ngajak dia bicara bareng atau gak nanyain sesuatu yang bikin, Neva merasa aneh sama sikap, Winwin.
Neva ... Neva, suaminya udah mulai membuka diri, dia malah mikir yang nggak-nggak. Tapi agak aneh juga sama perubahan sikap, Winwin. Neva yang gak pernah diajak bicara duluan, malah sekarang Winwin yang ngajak bicara duluan.
"Nanti, pas pergi ke pasar, kamu mau saya anterin gak?" Tanya Winwin yang lagi siap-siap dan lagi Ngancingin satu persatu, kancing kemeja pendeknya.
Tenang, Winwin lagi di dalam kamar, sementara Neva lagi ada di luar, lagi melipat pakaian yang kemarin sudah kering.
"Gak perlu kayanya, aku pergi bareng Mbak Mina. Kasihan kalau aku pergi sama Mas, terus nanti Mbak Mina malah jalan sendirian."
Tak lama Winwin keluar dari kamar dan menghampiri, Neva. Sebenarnya, Winwin melakukan hal ini untuk memahami perasaannya sendiri.
Seperti kata Dodit, jangan sampai dia menyesal karena tidak memahami perasaan yang ternyata ada untuk, Neva.
Winwin ikut duduk di sebelah Neva yang memang lagi lesehan. sebelumnya, Neva sudah menggelar karpet untuk dia gunakan sebagai tempat duduk dan melipat pakaian. Lalu Winwin datang, ikut membantu Neva, karena pakaian paling banyak yang di lipat Neva ya, pakaiannya Winwin.
"Eh, mau ngapain?" Tanya Neva, matanya menatap penuh tanda tanya kearah, Winwin.
"Mau bantuin kamu, saya gak enak kalau kamu yang ngelipet baju saya, mana banyak sekali."
Neva segera menggeleng dan menjauhkan tangan, Winwin, "Jangan! Udah sana, Mas Sarapan aja sih, jangan ikut campur urusan mama muda!" Tukas Neva garang.
Winwin yang mendengar ucapan Neva, terkekeh geli kemudian mengacak-acak rambut Neva tanpa sadar, sontak hal itu membuat Neva mendadak gugup dan deg-degan.
Setelah Winwin sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan pada Neva, barulah dia berdehem dan menjauhkan tangannya.
"Ya sudah, kalau kamu memang tidak mau dibantu."
"Makan aja sana, nanti telat, terus lupa makan, terus sakit, terus aku yang repot."
Winwin kembali tersenyum, "Iya, saya makan sekarang."
Setelah Winwin pergi, Neva langsung tepar diatas baju-baju wangi Winwin. Gila aja, jantungnya berdebar kencang. Neva merasa Winwin agak aneh sekarang, masa dia kelihatan bahagia banget, padahal kemarin-kemarin aja masih datar.
"Fix, ada yang gak bener sama Mas Winwin."
Setelah Winwin sarapan, pria itu bersiap untuk pergi kerja. Maklum, walaupun matahari baru sedikit Naik, Winwin udah siap memulai harinya.
Sekarang Winwin lagi pake sepatu yang sedikit terlihat usang, Neva memperhatikan sepatu Winwin yang Neva tau, memang cuma satu dan itu doang yang sering dia pake.
"Mas."
Winwin menengok kearah Neva, "Kamu gak ada niatan mau beli sepatu, gitu?" Tanya Neva.
Winwin menggeleng, "Selama sepatu ini masih bisa dipake, kenapa harus beli yang baru? Kan sayang uangnya, nanti kalau habis, kamu mau bikinin saya makanan enak, uangnya darimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Husband [END]
Romance"Kamu harus tanggung jawab!" "Kamu siapa?" "Aku istri kamu, masa kamu lupa?" "Buat makan aja saya susah, gimana mau punya istri?" Emang karena lagi apes, gak dapet setoran malah dapet istri dadakan. Imyourput present WARNING⚡ Inget ini Fiksi Start...