48. Intimidasi mertua

3.4K 431 50
                                    

Selamat Membaca :)
***

Neva diberi izin cuti selama dua minggu. Karena harus ekstra istirahat setelah menyelesaikan misi dengan baik. Kesempatan yang tidak boleh dia sia-siakan, namun wanita itu tetap ikut rapat dan membantu rekannya yang lain.

Tidak ada hal yang bisa dia kerjakan di rumah. Jadi Neva merasa suntuk dan lebih baik membantu rekan-rekannya. Kali ini tugas mereka cukup sulit, beruntung Neva sedang masa istirahat.

"Untung aku masih dalam masa istirahat. Berurusan sama pejabat itu gak mudah, belum lagi mereka percaya sama hal-hal mistis dan malah pake ilmu hitam, main dukun, buat nutupin semua bukti yang ada."

"Ini malah pertama kali aku dapet, tapi masa sih mereka masih percaya yang begituan?"

"Iya, dulu aku hampir kena santet sih. Tapi untungnya saya langsung nemu bukti waktu itu. Intinya kamu harus hati-hati, lebih baik mengamati dari kejauhan daripada kamu jadi serigala berbulu domba."

Jevan mengernyitkan dahinya, "Kenapa begitu? Padahal lebih mudah kalau kita pake taktik serigala berbulu domba."

"Dibilang mereka cukup peka. Justru kalian lebih baik jadi orang yang akan bersaing dengan mereka, makanya kalian diberikan beberapa identitas palsu."

Jevan dan Bia mengangguk paham, sekilas Neva melirik Faisal yang sedang berbicara dengan pak kepala. Setelah itu Neva memanggil Faisal untuk datang mendekat.

"Kalian bisa tanya sama Faisal, inget gak dulu sal. Kita pernah dapet tugas buat merhatiin kediamannya mantan gubernur korup? Itu misi paling menegangkan, dan nyawa Faisal hampir melayang."

Jevan menutup mulutnya tidak percaya, begitu juga Bia yang sama terkejutnya dengan Jevan. Maklum, mereka berdua baru bergabung dengan tim ini sekitar 2 tahun yang lalu, berbeda dengan Faisal dan Neva yang sudah bergabung 5 tahun lamanya.

Wanita itu terlihat gelisah sembari menyandarkan kepalanya pada kepala kursi. Mencari posisi enak karena perutnya seakan tengah diaduk.

"Kenapa nev?" Tanya Faisal seakan peka dengan segala pergerakan Neva.

"Biasa, perut aku mual parah. Rasanya gak enak banget, kamu kok peka banget sih. Mirip suami aku aja," ujar Neva, yang memang sengaja menggoda Faisal.

Gak tau aja Faisal yang denger itu jadi salah tingkah sendiri. Salahkan Neva yang gemar menggoda Faisal dari dulu, padahal Faisalnya udah berapa kali baper.

"Mbak inget lho, belum cerai sama Mas Winwin. Kak Faisal sama Mbak Neva hampir pacaran, nanti kalau Kak Faisal belum move on gimana?"

Neva mengendikan bahunya acuh ketika mendengar ucapan Bia, "lagi bentar kan cerai sama Mas Winwin. Anak aku harus cari bapak baru." Tentu saja Neva hanya bercanda, tapi mereka semua menganggapnya serius.

"Mbak Neva serius?"

"Gak lah! Nanti Sari kesenengan, besok aku mau ke rumah bu menteri main-main."

"Kamu mau ngapain ke sana? Oh iya, kalau kamu serius sama ucapan kamu tadi aku juga siap kok jadi bapak buat dia. Gak apa-apa kalau kamu mau," balasan Faisal membuat semua yang ada di ruangan itu membulatkan matanya.

"Aku serius kok, aku gak bercanda."

"Sal, maaf sal aku cuma becanda."

"Hayoloh Mbak Neva, makanya kalau becanda tuh lihat sikon," celetuk Reza yang kini ikut mendekat setelah mengambil segelas air putih tadi.

"Kok jadi nyalahin aku sih?!" Kesal Neva.

Sorenya Neva mengajak Faisal untuk berkunjung ke lingkungan tempat pertama kali dia bertemu Faisal saat amnesia.

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang