18. Perselingkuhan

4.9K 628 20
                                    

Aku pengen ngerjain tugas, tapi otakku kepikiran Winwin terus aduh gimana ya?

Yang belum baca ceritanya Yasa, wajib BACA!

Karena ...

Follow akunku juga ya!

Luv yu!

***

"Kamu sudah menemukan keberadannya?"

Lelaki itu tampak mengangguk dengan mantap, "Lapor ndan, sudah, cuma saya tidak mengerti kenapa dia bisa melupakan saya? Padahal saya kan calon masa depannya."

Pria paruh baya dengan tubuh tegap itu menggeleng pelan, "Dia denger kamu bicara seperti itu, tulang rusukmu bisa patah lagi."

Lelaki itu kemudian bergidik ngeri, "Cepat kamu bawa dia ke hadapan saya, dia itu harta yang paling berharga, bahaya kalau dia gak ada. Kesenjangan akan terjadi."

Lelaki itu kembali mengangguk, "Siap ndan!"

Sebelum pria paruh baya tadi membiarkan lelaki itu pergi, dia sempat bertanya apa benar kalau wanita yang menjadi hartanya itu melupakan siapa dirinya sebenarnya.

***

Winwin sudah bertekad, dia mau coba cari tau tentang perasaannya sendiri. Dia ini sebenarnya beneran suka sama Neva, atau cuma sebatas rasa peduli doang.

Malam ini dia coba mengajak Neva untuk jalan-jalan keluar ke alun-alun. Kebetulan disana sangat ramai kalau malam dan terlihat cukup indah. Banyak orang yang datang untuk sekedar melepas penat.

"Tumben nih, Mas Winwin habis gajian ya?" Neva segera menodong Winwin dengan tangannya.

Maklum, suami kalau habis gajian harus dimintain duit. Supaya duitnya gak disimpan sendiri, kebetulan ada bahan dapur yang memang mau habis.

Winwin menggeleng dengan eskpresi datar. "Terus kenapa dong?" Tanya Neva penasaran.

"Tidak ada, saya hanya ingin mengajak kamu jalan-jalan disini."

Neva tersenyum, kemudian mengalungkan tangannya di lengan Winwin. Hal itu membuat Winwin refleks terkejut dan malah menjauh dari, Neva.

"Lho, kok jauhan sih?" Protes wanita itu.

Winwin tampak salah tingkah dan menggeleng, "K-kamu mau kesana apa tidak?"

Winwin menunjuk secara asal, membuat Neva menahan untuk tidak tertawa. Mana Winwin gak lihat lagi, apa yang sebenarnya dia tunjuk.

"Gak lah, aku gak mungkin naik odong-odong. Yang ada odong-odongnya langsung roboh pas aku naik."

Winwin merasa salah tingkah part 2. Mana dia nunjuknya odong-odong lagi. Neva yang paham kalau Winwin mungkin gak terbiasa jalan sama dia, sok-sokan paham dan malah menarik Winwin ke arena jajanan.

Alun-alun daerah sini memang lengkap, ada area duduk, ada area makan dan jajanan, bahkan ada area khusus anak-anak.

"Mas, anak-anak itu lucu ya!" Tunjuk Neva kearah sekumpulan anak-anak imut yang sedang main permainan memancing.

"Iya lucu, namanya juga anak-anak."

Neva mengangguk canggung, "Iya juga sih, kalau mas-mas yang main malah jadi aneh kelihatannya," gumam Neva kecil.

"Kamu lagi bicara sama siapa?" Tanya Winwin yang sebenarnya denger, tapi gak terlalu denger Neva bicara apa.

"Hah, e-enggak ada, tadi aku bicara sama angin. Jangan kenceng-kenceng, soalnya aku kedinginan."

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang