8. Winwin yang polos

6.4K 808 28
                                    

Jadi akutuh sempet lupa kalau Neva amnesia wkwkw
Untung aja aku inget lagi sama jalan ceritanya.

Jangan pernah mengira cerita ini ringan bung!
Wkwkwk canda bossque

KOMENTARNYA BUN?

***

Seperti biasa, Neva pasti bangun lebih dulu daripada Winwin. Neva udah kebiasaan, gak pernah Winwin yang ngalahin dia. Karena Winwin kalau tidur udah kaya orang mati, kalau kata Neva.

Winwin biasanya bangun pas Azan subuh. Kalau masih ngaji begini, masih nyenyak dia. Neva bangun-bangun mendapati Winwin yang memeluknya seperti guling.

Neva terkekeh kemudian menggeser tangan Winwin supaya gak menghalangi dia untuk bangun.

Chup!

Neva mengecup pelan kening Winwin kemudian bangkit lebih dulu. Setelah mengikat rambutnya dengan rapi, Neva segera berkutat di dapur. Untung ada kulkas tempet dia nyimpen tahu sama tempe. Rencananya Neva mau bikin tempe orek, setelah itu bangunin Winwin untuk salat subuh.

Emang istri idaman banget Neva ini. Tapi Winwin gak pernah sadar karena sibuk mencari tau siapa sebenarnya, Neva. Padahal Neva aja gak peduli sama kenyataan dia itu siapa?

"Mas, bangun yuk, salat!" Neva mengguncangkan tubuh suaminya itu agar bangun.

Neva pernah bilang kan? Kalau Winwin itu tidur kaya orang mati. Mummy masih kalah jauh sama dia.

Puk... Puk..

Neva menepuk-nepuk pelan wajah Winwin. Barulah lelaki itu tersadar dan akhirnya bangun, pas dengan suara azan subuh yang berkumandang.

Paginya Winwin sarapan seperti biasa, tanpa bicara atau mengatakan apapun. Emang manusia gak peka, udah tau Neva nungguin Winwin muji masakan dia.

Neva berdecak kesal, "Kok diem terus sih?" Akhirnya Neva buka suara.

Winwin menatap Neva, "Kalau makan memang harus diem, usahakan jangan bersuara." Neva cemberut.

"Gak mau bilang apa gitu?" Tanya Neva lagi.

Winwin tampak berpikir, "Kayanya nanti saya pulang malam. Kalau hari ini biasanya banyak kerjaan yang numpuk."

Neva menghela nafas, Winwin terlalu ambis untuk jadi orang kaya, makanya yang dia bahas malah soal pekerjaan.

Neva meletakkan piring yang sudah kotor tadi di wastafel untuk dia cuci. Meski dapur sederhana, Winwin masih punya wastafel untuk mencuci piring.

Sebelum Winwin pamit pergi dia sempat meletakkan beberapa lembar berwarna hijau untuk digunakan Neva, membeli sayur atau belanja jajan, mungkin?

Neva mematikan keran kemudian mengikuti Winwin dari belakang. Walaupun begitu sebagai istri yang baik, dia harus tetap mengantarkan Winwin sampai depan.

"Hati-hati ya mas." Winwin menoleh, namun terlihat sedikit canggung begitu mendengar ucapan Neva.

Wanita itu jadi sedikit kesal, ketika Winwin sudah pergi dia masuk kedalam dapur benar-benar dalam mood yang buruk. Siapa lagi yang jadi penyebabnya kalau Winwin?

"Nikah kok rasa gak nikah, apalagi tadi malem gak ngapa-ngapain?" Neva berdecak.

Neva penasaran kenapa Winwin gak kaya suaminya Mbak Mina yang minta jatah tiap waktu. Tapi gak sampai tiap waktu juga sih, ini tuh udah sebulan mereka nikah ulang. Tapi Winwin ajaibnya gak pernah bahas jatah, terus dia itu masih terlalu tertutup.

Neva kan jadi keheranan, takutnya Winwin malah gak cerita kalau punya penyakit. Neva bergidik ngeri, apa perlu dia tanyakan pada Mbak Mina nanti.

Neva menggeleng, itu bukan ide yang bagus, mengingat mulut Mbak Mina suka ember kalau lagi beli sayur. Nanti kalau Mbak Mina tau kalau Neva sama Winwin gak pernah ehem-ehem, bisa berabe.

"Nanti ajalah aku tanyain sama orangnya langsung."

Lebih baik bertanya langsung sama Winwin, sekalian tanya kenapa Winwin tuh gak ada naluri jadi pria.

Neva benar-benar bingung.

***

Winwin sama rekan-rekannya baru saja selesai dengan tugas mereka masing-masing. Bang Doni menghampirinya dan mengucapkan selamat atas pernikahan Winwin.

Kalau Bang Doni gak satu kampung, mungkin gak tau kalau Winwin sudah menikah. Para pekerja perempuan justru potek mendengarnya, padahal Winwin itu rebutan mereka, gak taunya malah sudah menikah.

"Selamat Win!"

"Asik, udah gak perjaka lagi dong bang," ujar Rafiq yang memang paling muda diantara mereka.

Bang Doni menggeleng, "Dasar bocah! Tau aja orang yang gak perjaka." Winwin hanya tersenyum kecil dan mengatakan terimakasih.

Tapi sejujurnya, Winwin masih perjaka kok. Mereka terlalu berlebihan.

Sepulangnya dari kantor tempat Winwin menjadi Office boy, dia bisa melihat Neva yang kembali menunggunya, namun kali ini Neva terlihat seperti kebingungan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Neva bangkit dan melakukan tugasnya seperti biasa, yang berhasil membuat jantung Winwin berdebar dan perasaan hangat menjalar di seluruh tubuhnya.

"Udah makan belum?" Tanya Neva.

Winwin menggeleng, "Makan dulu."

Winwin pergi ke dapur untuk makan. Namun anehnya Neva tidak mengikutinya seperti biasa. Wanita itu justru duduk kembali ditempatnya tadi.

Winwin sebenernya agak gak kebiasa. Karena Neva selalu melakukan hal tersebut akhir-akhir ini. Winwin merasa Neva agak aneh hari ini.

Setelah makan, dia bangkit untuk mencuci bekas makannya sendiri. Biasanya Neva yang bakalan ambil alih untuk cuci. Kalaupun Neva udah makan duluan, dia bakalan duduk nemenin Winwin. Tapi sekarang beda, karena merasa Neva semakin menjauh.

Winwin terlalu berlebihan, padahal dia duluan yang nyari masalah. Udah tau wanita itu agak baperan, bukannya inisiatif untuk bertanya, Winwin malah cuek begitu aja.

Maklum, Winwin gak pernah deket sama cewek. Mentok-mentok paling ceweknya duluan yang deketin itupun  Winwin langsung menjauh.

Neva masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuh dan pikirannya. Bener kata Mbak Mina, Winwin orangnya kaku kalau sama cewek. Terus kenapa dia bisa nikah sama Winwin?

Neva benar-benar terjebak dalam sebuah kebingungan sekarang. Neva melirik pintu dimana Winwin masuk dan langsung mengganti pakaiannya didepan Neva.

Winwin pake kaos kok, jadi gak memperlihatkan bagaimana sesuatu yang tersembunyi di dalam sana. Padahal Neva udah nunggu daritadi.

Winwin pulang jam 9 malam dia bilang juga udah salat Isya sebelum ke rumah. Jadi sekarang mereka harusnya sudah tidur. Tapi Neva masih tetap setia dengan pikirannya.

Winwin tuh penasaran, tapi dia bingung mau tanya bagaimana? Jelas dia gak tau gimana cara buka percakapan sama cewek.

"Mas."

"Nev."

Mereka malah barengan gitu, Winwin jadi semakin bingung harus bagaimana?

"Mas, kita menikah karena apa sih?" Tanya Neva karena dia tau, Winwin pasti mengalah dengannya.

Winwin terdiam sejenak, "Sebenarnya saya juga gak tahu." Jawabnya polos.

Neva berubah posisi menjadi tengkurap, kemudian memainkan anak rambut Winwin, membuat Winwin terpaku ditempat dan tidak berani bergerak.

"Kok gak tau?"

"Kamu tiba-tiba bilang saya suami kamu, jadi saya bingung. Sebenarnya kita ini kok bisa menikah."

Neva cemberut, "Rasanya pernikahan kita tuh hambar banget, mas Winwin terlalu datar dan pendiem. Kalau punya masalah tuh cerita mas."

Winwin segera menggeleng, "Saya gak pernah punya masalah, tapi memang begini watak saya. Jujur, saya gak pernah deket sama perempuan. Jadi saya bingung harus bersikap bagaimana?" Jawabnya jujur.

Neva tersenyum, "Duh, polos banget sih suamiku ini."

Tanpa di duga Neva mendaratkan bibirnya tepat dibibir Winwin. Membuat pria itu mematung, sementara Neva tertawa geli melihat ekspresinya.

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang