46. Aku satu-satunya

3.2K 447 27
                                    

Ada yang belum follow akun ini ya wkwkw ya gpp sih tapi kek yaudah deh, ketinggalan cerita seru wuuu ehehe canda gengs dah aku mau bobok, selamat membaca!
Jangan lupa mampir ig dong bestie aku kan pengen gitu talk talk kasi spill di ig wkwkw
@im_yourput yee
****

Tatapan wanita itu masih saja datar, seakan tidak menggubris ucapan gadis dihadapannya. Ketika melirik Winwin, Neva hanya menghela nafas kasar dan memilih pergi dari sana.

Sebelum pergi dia sempat memberikan salam hormatnya kepada Bu Sanika, mau bagaimanapun dia tidak mau memperkeruh suasana.

"Saya rasa ada yang salah dengan menantu anda, kalau begitu saya pamit. Saya tidak ingin ada pertengkaran tidak berguna, terima kasih."

Semua tidak berhenti di situ saja, karena sekarang Sari memilih untuk menahan tangan Neva. Mencekalnya dengan sangat kuat dan menatap tajam ke arah wanita itu.

"Kamu menyukai Winwin kan?"

Neva menarik satu sudut bibirnya, "untuk apa kamu peduli?"

Suasana semakin gaduh, Jevan dan Faisal turun tangan. Begitu juga Bia, dia melepaskan tangan yang berusaha mencekal pergelangan tangan Neva.

"Sudah hentikan!"

Bu Sanika segera berseru meminta mereka untuk tidak melanjutkan perdebatan, apalagi Winwin sudah terlihat baikan dan kini masih terus menatap Netra mata wanita di hadapannya.

Neva membalas dengan tatapan penuh kekecewaan. Karena seharusnya Winwin ingat, ketika dia sudah berada di hadapan Winwin.

Memang ya, vibes orang akan berubah dengan cepat ketika berada di titik teratas, tanpa mau menoleh ke masa dia masih berada di titik terendah.

"Kamu gak apa-apa kan?" Tanya Faisal lembut.

Neva sempat menoleh, kemudian mengangguk. Namun memilih untuk pergi dari sini, tidak ingin memperpanjang hal yang membuat mereka malu.

"Tunggu!"

Mereka semua menoleh ke arah Winwin, ketika suaranya seakan sengaja menahan langkah Neva untuk menjauh darinya.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Bu Sanika tampak terkejut, begitu juga Sari. Gadis itu tampak panik dan segera mendekat untuk sekedar merangkul Winwin.

"Mas, kamu kenapa?" Tanya Sari.

"Winwin, kamu mengingat sesuatu?"

Winwin hanya diam, namun tatapannya masih menatap Neva yang berbalik membelakanginya. Bia sempat menoleh ke arah Neva, tatapan wanita itu begitu sendu.

Wanita hamil cenderung lebih sensitif. Perasaannya harus dijaga, tapi dengan keadaan sekarang, dia yang tidak pernah melihat Neva menangis, akan melihat sisi rapuh dari wanita itu.

"Saya tanya sekali lagi, apa sebelumnya kita pernah bertemu?"

Suasana kembali hening, bahkan beberapa pejabat tinggi yang diundang turut menyaksikan drama singkat serba mendadak dari keluarga Bu Sanika.

"Tentu saja kalian pernah bertemu secara tidak sengaja, dia adalah orang yang membantu Mama menemukan kamu."

Winwin segera menggeleng, dia merasa sangat ragu. Namun hatinya seakan menjerit tertahan, ketika sebuah memori manis melintas.

Perawakannya sangat mirip dengan wanita itu. Namun dia belum bisa mengetahui dengan jelas, hatinya sakit. Dia ingin tau, apa yang sebenarnya terjadi sekarang.

Neva sempat tersenyum kemudian berbalik menatap Winwin kembali, "kami memang pernah bertemu, tapi secara tidak sengaja. Mungkin anda pernah mengenal saya sebelumnya, tapi saya rasa anda lebih baik melupakannya," ucap Neva sopan dengan senyumnya.

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang