20. Pengakuan

4.7K 677 29
                                    

Uwu-Uwu akhirnya aku update wkwkw

Jangan lupa follow akunku ya!
Terus komentarnya di kencengin, kasihan sepi banget ku tengok komentar lapak ini hiks.

Mengawali hari weekend ini dengan yang Uwu-uwu boleh juga nih.

Jangan lupa pada bantuin emak beberes, ini masih pagi

***

Winwin terbangun begitu merasakan sesuatu sedang memeluknya. Ketika Winwin melirik kearah samping, dia bisa menemukan Neva yang saat ini tertidur dengan menjadikan Winwin sebagai, guling.

Pria itu tampak tegang namun berusaha untuk tetap tenang. Dia tidak boleh sampai terpengaruh. Winwin tidak boleh lemah dan menjauhkan, Neva dari tubuhnya.

Namun, pelukan Neva cukup kuat, sampai Winwin agak menyerah untuk lepas. Tapi setelah beberapa waktu kemudian, Neva sendiri yang melepaskannya.

Winwin bangkit lebih dulu ketika melihat jarum jam yang sudah menunjukan pukul setengah lima. Biasanya Neva bakalan bangun jam 5 dan, dia bakalan jadi orang yang terakhir bangun. Gak tau kenapa bisa bangun cepat sekarang.

Winwin melirik Neva yang masih terlelap, entah mengapa dia merasa kalau mungkin saja dia memang benar-benar sudah menyukai, Neva.

Deg!

Winwin segera menggeleng dan pergi begitu saja. Saat Neva terbangun dia tidak melihat Winwin, wanita itu segera bangkit. Kemudian segera bergerak ke arah dapur.

Bertepatan dengan itu dia melihat Winwin baru selesai mandi. Neva mengedipkan matanya beberapa kali, kemudian menelan ludahnya kasar. Ini kenapa Mas Winwin kelihatan makin ganteng setelah dia mandi.

"Neva." Panggil Winwin.

Neva segera menoleh kemudian tersenyum, "Ada apa, mas?"

"Itu, belek kamu dibersihin dulu."

Neva agak-agak malu dengernya, dia segera membersihkan wajahnya dengan air di wastafel. Kemudian saat dia selesai, dia sudah tidak melihat Winwin lagi.

Yah, pemandangan indahnya udah kabur. Neva mengerucutkan bibirnya kesal. Kapan lagi bisa lihat Winwin toples kan, aduhai indah sekali. Segera setelah berpikir aneh seperti itu, Neva menggeleng.

"Astagfirullahaladzhim, kenapa aku bisa mikirin hal kaya gitu?"

Neva lagi gak sholat, baru dapet tamu kemarin. Makanya langsung masak, perutnya juga suka keram dan nyeri kalau pagi-pagi, jadi dia berhenti sebentar pas masak. Duduk dulu, terus lanjut goreng-goreng lagi.

Kemarin dia ketemu sama Faisal, dia ngerasa Faisal kali ini bener-bener nyebelin. Apalagi pas Faisal bilang, kalau Neva itu seharusnya gak disini.

Sebenarnya ada yang Neva pikirin dari kemarin, tapi dia gak mau bikin Winwin khawatir kalau sampai Winwin tau, apa yang sebenarnya Neva pikirin.

Hubungan dia sama Winwin mungkin bakalan makin, Hambar. Tapi Neva gak bisa ngeluh gitu aja, dia juga harus berusaha supaya bikin Winwin semakin jatuh cinta sama dia.

Setelah sekian lama, akhirnya Winwin keluar dari kamar dengan baju kaos yang biasa dia pake olahraga, dan juga celana trening hitam.

Neva mengernyit melihat penampilan Winwin, "Mau kemana, mas?" Tanya Neva penasaran.

"Mau lari pagi, ikut?"

"Memangnya kamu gak kerja, mas?"

Winwin menggeleng kecil, "Hari ini sabtu, kamu lupa ya?"

Neva menepuk jidatnya pelan, "Eh, tapi kalaupun hari sabtu bukannya kamu juga punya kerjaan di tempat Mbak Aletta?"

"Gak, saya sedang libur. Mbak Aletta sekeluarga pergi liburan, soalnya."

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang