11. Rencana Jatuh cinta

4.9K 691 4
                                    


"MAS WINWIN!"

Mendengar teriakan majikannya, Winwin segera menengok kebelakang. Di lihatnya Neva yang kini berjalan mengikuti langkah cepat, Aletta dengan nafas yang terengah-engah.

"Mas Winwin! Sumpah ya, Mas Winwin harus tau!"

Aletta sekarang berdiri di depan Winwin yang cengo, karena tiba-tiba aja Aletta cerita tentang hal yang tidak Winwin mengerti.

"Mas Winwin, Mas Winwin harus tau tadi kita itu di hampir aja di---"

Neva segera menarik tangan Aletta dengan sedikit kasar, membuat Aletta yang lagi berhadapan sama Winwin, jadi berhadapan didepan wajah, Neva.

Wanita itu membuat isyarat dengan kedipan matanya, berharap kalau Aletta mau mengerti dan tidak mengatakan apapun kepada, Winwin.

"Neva, kamu jangan bertindak tidak sopan begitu." Winwin menegurnya karena syok, Neva tiba-tiba aja narik kasar tangan majikannya, kalau ketahuan sama majikan paling atas, bisa dipecat Winwin.

Seakan tau Aletta segera menggeleng, "Tenang aja Mas Winwin, saya sama Mbak Neva udah CS-an, jadi gak apa-apa kalau ditarik."

Neva menelan ludahnya, kali Ini dia melihat tatapan Winwin sedikit marah. Tapi tetap saja, pria itu bahkan tidak mengatakan apapun setelah ini.

"Mbak Aletta, mendingan Mbak Aletta segera masuk. Siapa tau Tuan muda kecil nyariin, minta susu."

Aletta cemberut, "Belum! Aku mau ceritain Mas Winwin dulu, dia harus tau kalau kamu itu---"

"Ah, gak perlu mbak, biar saya aja yang ceritain Mas Winwin." Neva menarik kedua sudut bibirnya secara paksa, berharap wanita ini cepat pergi.

Aletta sempat berpikir, kemudian mengangguk. Setelah majikan wanitanya itu masuk, barulah Neva bisa bernafas lega.

Lirikannya kini jatuh kepada sang suami yang sedang menatapnya penuh pertanyaan. Neva tersenyum simpul, kemudian mengambil botol minum yang berisi setengah air itu.

Capek juga dia, ngehajar tiga preman butuh tenaga yang kuat. Cuma, Neva bingung kenapa dia bisa sampai gak ada rasa takut ketika berhadapan dengan para preman.

Seolah-olah, Neva kaya udah biasa aja ngelakuin hal itu. Bahkan ada yang lebih jahat daripada preman itu, yang pernah Neva jatuhkan.

"Kamu habis ngapain sama Mbak Aletta?" Tanya Winwin yang kini melepas gunting kebunnya, dan duduk disamping Neva.

Wanita yang ditanyai itu malah diam dan tidak bergeming, kemudian dia memeluk lengan Winwin dengan sayang.

Refleks, Winwin mendadak tegap dengan pipi memerah. Bahkan Winwin sedikit malu karena bajunya yang basah akan keringat.

"Gak ada apa-apa, Mbak Aletta tadi ngajak lomba lari terus aku menang. Nah, Mbak Aletta mau kasi tau kalau tenagaku ini kuat dan lariku cepat!" Jawab Neva semangat kemudian mendongakkan sedikit kepalanya untuk menatap wajah, Winwin.

Winwin refleks menunduk dan terkejut melihat wajah Neva yang sangat dekat dengan wajahnya. Neva menelan ludah, ini pertama kalinya dia deg-degan ngelihatin bibirnya Winwin.

"Mbak Neva!"

"Ups! Maaf Mbak, ternyata lagi mesra-mesraan sama Mas Winwin."

Neva terkejut ketika mendengar suara Aletta, refleks dia menjauhkan tubuhnya dari Winwin. Sementara itu, Winwin hanya mengedipkan matanya beberapa kali.

Aletta tersenyum penuh arti, kemudian menarik tangan Neva untuk menjauh dari Winwin. Dalam hati, Neva berdecak sebal, kenapa Aletta harus mengganggunya disaat Neva hendak mencium, Winwin.

"Maaf ya Mas, Aku pinjem istrinya sebentar," Tukas Aletta dengan senyumnya.

Mas Winwin hanya mengangguk kecil kemudian melanjutkan istirahatnya, karena setelah ini dia akan mengantar Neva pulang. Cukup dia ngajak Neva pergi kerja, takutnya malah Neva kebosenan dan disuruh kerja juga.

"Mbak Neva, makasih banyak ya. Kalau mbak gak ngehajar tiga preman tadi, aku gak tau deh nasibku bakal kaya gimana jadi ...," Aletta menghentikan ucapannya sejenak kemudian mengambil sesuatu dari dalam sakunya.

"..., Ini buat Mbak sama Mas, cukuplah buat belanja bulanan."

Winwin yang tidak sengaja menoleh, membulatkan matanya terkejut. Namun dia hanya diam dan menanti Neva kembali, untuk meminta kejelasan.

Neva tersenyum kecil, "Sebenarnya saya gak mau ambil, tapi karena emang butuh uang, yaudah saya ambil. Terimakasih banyak Mbak Aletta."

Mata Neva melirik kearah bayi yang sedang Aletta gendong, Neva tersenyum dan memainkan pipi gembulnya.

"Anaknya lucu ya mbak."

Aletta tersenyum, "Lucu ya, aku doain semoga Mbak sama Mas cepet dapet yang begini juga."

Setelah mendengar ucapan Aletta, Neva dengan segera melirik Winwin dan entah kenapa, dia benar-benar mengharapkan bayi kecil seperti itu.

***

Neva tidak mau diajak Winwin pulang. Dia malah keras kepala ingin ikut dengan Winwin, kemanapun Winwin membawanya.

Hal itu membuat Winwin lelah, "Ayo, kita harus pulang. Saya gak bisa kerja kalau kamu ikut."

Neva berdecak sebal, "Jangan alasan aja deh mas, aku tau pasti kamu gak mau aku ikut, karena pengen selingkuh ya?" Tuduh Neva dengan ekspresi kesalnya.

Winwin yang awalnya hanya memelankan laju motornya, mendadak memberhentikan mesin motornya.

Bukan memberhentikan, lebih tepatnya berhenti sendiri karena Winwin baru sadar kalau bensinnya, habis.

"Astagfirullahaladzhim, Gak boleh asal tuduh begitu, Saya gak mungkin selingkuh."

Neva tetap merajuk, "Bilang aja, gak puas sama aku. Terus mau cari yang lebih cantik dari aku, kan?!" Tuduh Neva lagi.

Entah kenapa dia sedang berada dalam mood yang buruk sekarang. Winwin menghela nafas, sembari menggeret motornya mencari dagang bensin eceran terdekat, dia melirik Neva.

"Saya serius, kenapa kamu tidak percaya? Saya dekat dengan wanita saja bisa di hitung pake jari. Lagipula saya pasti setia kok."

Mendengar jawaban Winwin, hati Neva menghangat dan pipinya memerah.

"Ah, Mas Winwin bisa aja. Kan jadi malu nih."

Winwin menarik kedua sudut bibirnya keatas, "Cuma maaf aja, saya masih belum berani terjerat sama kamu."

Neva kembali dalam mood yang buruk, "Kenapa begitu?"

Winwin mengendikan bahunya, "Ya, Karena saya memang belum cinta sama kamu."

Neva diam, kemudian menghentak-hentakkan kakinya kesal. Gak nyangka Winwin akan sepolos dan sejujur itu ketika mengatakannya.

"Lihat aja, aku bikin kamu jatuh cinta lagi sama aku!"

Winwin terkekeh mendengar ucapan Neva, "Terserah kamu, saya juga tidak mengerti gimana rasanya cinta-cintaan sama orang."

Neva seketika lemas, dia bahkan sempat berpikir kenapa Neva bisa menyukai Winwin dulu, kenapa gak modelan cowok romantis?

Mau nolak takdir juga percuma, yang jelas Neva malah semakin cinta sama suaminya itu, padahal dia tau kalau Winwin udah jujur soal perasaannya.

"Padahal aku pengen cepet punya momongan yang lucu kaya Mbak Aletta, tapi kalau Mas Winwin belum cinta, percuma juga rasanya." Neva menggumam.

Sayang, gumaman Neva tidak sampai ke telinga Winwin. Selain karena pria itu sedang membeli bensin eceran, jarak mereka juga cukup jauh.

Neva bertekad, dia harus membuat Winwin jatuh cinta padanya! Neva benar-benar harus membuat Winwin merasakan cintanya.

Neva tersenyum, dia tidak sabar melakukan rencananya.

22/02/2021

Apa Nih kira-kira rencana, Neva?

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang