40. Peluk dulu, peluk teross

3.9K 521 39
                                    

Yuhu akhirnya aku kembali kan wkwkw
Tuh udah aku bilang, pasti kembali pun. Udah follow akunnya belum?

***

Segera setelah kejadian mengerikan itu terjadi, Winwin dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil Pak kepala lingkungan. Mengingat Neva yang terlalu panik dan ingin Winwin segera diberikan penanganan yang baik.

Andi ikut menemani sang Bapak yang menyetir di depan. Sementara Winwin dan Neva ada di belakang sana dengan Winwin yang bersandar pada bahu Neva.

"Pak bisa cepet gak pak?" Tanya Neva panik.

Pak Kepala lingkungan terkekeh pelan, "mana bisa cepat-cepat, kita harus menaati peraturan lalu lintas. Lagi pula suami kamu masih hidup dek, jangan sepanik itu," ujar Pak kepala desa memberikan nasehat.

Winwin terkekeh sembari memejamkan matanya. Rasanya cukup sakit, bohong kalau Winwin bilang bisa menahan sakit. Tapi selama ada Neva di sampingnya Winwin gak masalah sama sekali.

"Iya Mbak, tenang aja. Kalau Mas Winwin kenapa-napa kan, ada Andi yang menggantikan."

Bapaknya langsung menoleh dan menyentil dahi putranya itu. Dari siapa dia belajar merayu istri orang? Pasti pergaulannya gak bener ini anak, batin Pak Kepala lingkungan gusar.

Winwin berdehem, "saya masih dengar lho ndi, kamu sudah saya bilangin mending sekolah baik-baik, jangan merayu istri orang terus."

Andi mendengus, kemudian Neva tertawa. Tak sengaja menyenggol Winwin, yang membuat pria itu meringis kecil.

"Astaga! Maaf ya Mas, aku terlalu bersemangat. Jadi malah gak sengaja ke senggol bahunya."

"Ndak apa-apa, asal kamu jangan pergi jauh dari saya."

Pak Kepala lingkungan yang mendengar itu hanya meringis geli. Sementara Andi melipat kedua tangannya di dada dengan raut wajah kesal.

"Ndi, kamu kalau udah gede jangan kaya Mas Winwin."

"Iya, gak mau emang Pak. Soalnya Mas Winwin kalah ganteng sama Andi."

Winwin terkekeh kecil mendengar gerutuan Andi. Sementara Pak Kepala lingkungan segera menyentil lagi dahi Andi dengan satu tangan, sementara tangan satunya lagi tengah fokus menyetir.

Tidak lama setelahnya mereka sampai di rumah sakit. Winwin langsung di bawa ke UGD, diberikan penanganan yang tepat.

"Pak, Ndi, saya mau bayar administrasi dulu," ujar Neva yang pamit.

"Andi ikut ya," sahut Andi.

Bapaknya segera menarik tangan Andi sebelum bocah edan itu melangkah terlalu jauh. Heran sendiri, kenapa anaknya demen sama istri orang.

"Gak usah, kamu diem aja di sini temani bapak."

Andi merenggut kesal karena kesempatan untuk berduaan sama Mbak Neva jadi terbatas. Sementara Neva terkekeh pelan dan melangkah menuju administrasi.

Namun sebelum itu dia mengambil ponsel dan mencari kontak seseorang. Setelah terhubung Neva segera mengatakan tentang kejadian hari ini. Tentang kecurigaannya, kenapa Winwin sampai diserang.

"Kayanya orang itu udah bergerak deh kak. Dia kan pernah ngancam, kalau kita sampai memberitahu Ibu menteri yang sebenarnya. Maka dia akan mencelakai kita," ujar Bia di seberang sana.

"Mbak gak paham, lalu apa kita segera beritahu---"

"Jangan dulu Mbak, karena kita juga masih butuh waktu yang tepat. Kalau kita bergerak sekarang, takutnya orang itu nekat dan melakukan hal yang tidak-tidak kepada Mas Winwin."

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang