34. Dapet kerja

4.7K 543 71
                                    

"Ini tugas tidak main-main, mengingat ini adalah misi rahasia yang sebenarnya sudah banyak dari pasukan intel khusus yang dikerahkan, namun belum menemukan titik terang."

Neva mendengarkan dengan seksama, terutama saat pria paruh baya itu mengatakan kepadanya tentang misi baru. Dia tidak tau kalau ternyata orang sepenting Ibu Imelda pernah menikah dan masih mencari suaminya.

"Bukankah ini sangat aneh, setelah sekian lama kenapa Ibu Imelda baru mencari keberadaan suaminya sekarang?" Sahut Bia.

Neva mengangguk setuju, namun setelahnya dia tersadar akan satu hal, "kecuali kalau suaminya itu memang memiliki informasi penting yang dibutuhkan. Seriusan deh, aku gak tau kalau Ibu Imelda akan sebucin itu. Jika memang tidak ada alasan untuk menemukan suaminya."

Di pojok sana Jevan menghela nafas, "Kenapa kalian memusingkan hal yang tidak perlu kalian pikirkan? Baik Pak, kami akan menyelesaikannya secepat mungkin."

Neva melirik tajam ke arah Jevan. Pria itu mengendikan bahunya acuh, kemudian Faisal mendekat dan menepuk pelan bahu Neva.

"Jevan adalah orang yang terus terang, seharusnya kamu tahu itu kan?"

Neva mengangguk, "Iya aku tau, hanya saja. Kita belum berdiskusi apa kita menerima tugas ini atau tidak."

Reza mengernyit keheranan, "Apa harus berdiskusi dulu, bukannya gak perlu ya? Asal tugasnya jelas kita bisa langsung terima. Lagian gak berat-berat amat kok nyariin orang hilang."

Faisal berdecih, "Justru sulit menemukan orang yang punya sedikit informasi."

Neva menggeleng pelan setidaknya dia tidak perlu berhadapan dengan para penjahat yang mengancam nyawa. Soalnya Neva masih mau menikmati kehidupan pernikahan sungguhannya dengan Mas Winwin tercinta.

"Setelah ini kamu pulang sama aku aja, Nev."

Tawaran Faisal mendapat gelengan dari Neva. Bukannya mau nolak, tapi gak enak juga kalau dia di antar sama pria lain, disaat dia sudah punya suami.

"Nanti aku pulang sama Bia aja, by the way Sal, makasih banyak atas tawarannya."

Faisal hanya menarik kedua sudut bibirnya tipis. Kemudian Reza datang menepuk pelan bahu Faisal. Tau kalau sahabatnya itu lagi patah hati sekarang.

"Dia udah nemuin tulang rusuknya. Percaya deh, Tuhan udah nyiapin wanita terbaik penggantinya."

Faisal menoleh ke arah Reza, "Tumben waras?"

"Lah, emang waras. Makanya gak usah kebanyakan gaul sama yang gak waras."

Neva turun di depan gang, karena dia gak mau banyak tetangga yang lihat dia dianter sama Bia. Walaupun Bia gak terlihat seperti selingkuhan, tetep aja Winwin pasti nanyain dia sampe ke akar-akar.

Pas mau masuk rumah dia gak sengaja ketemu sama Andi dan Cesar. Kedua remaja lelaki itu segera berlari menghampirinya.

"Mbak Neva!" Pekik Andi dengan senyum sumringahnya.

"Lho, kalian berdua bau keringatnya nyengat sampai sini, habis ngapain aja?" Tanya Neva keheranan.

Masalahnya Andi sama Cesar kelihatan banyak keringat dan rambut mereka acak-acakan, Neva juga lihat ada bekas bubuk semen yang menempel di lengan mereka.

Kemudian Andi menyengir, menampilkan deretan gigi putihnya itu, "Habis bantu-bantu masjid lagi renovasi, tadi juga ada Mas Winwin disana Mbak. Mungkin bau keringatnya lebih nyengat dari Andi sama Cesar."

Cesar mendengus, "Halah, masih aja mau saingan. Ingat gan, Mbak Neva udah punya suami."

Andi hanya mencibir, sementara Neva terkekeh. Kemudian dia mengajak Andi dan Cesar untuk masuk mampir, awalnya Andi semangat menganggukkan kepalanya, tapi Cesar meruntuhkan semangatnya.

Innocent Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang