24.

377 21 15
                                        

Seminggu kemudian...

Hubungan Alia dan Galang terjalin dengan sangat romantis. Sejak saat itu juga para sahabat dari keduanya sering berkumpul bersama. Seperti yang terjadi di kantin sekolah, ke delapan manusia itu terlihat duduk bersantai menikmati beberapa makanan seperti bakso, mie ayam, es teh dan beberapa Snack yang juga ikut dipesan.

"Mesra terus! Kita juga ada disini kali," cibir Arkan melihat kemesraan Galang dan Alia.

"Iri bilang sahabat! Syirik mulu lo. Makanya cari doi," jawan Galang sambil menjulurkan lidahnya guna mengejek Arkan. Tumben sekali cowok itu berbicara banyak.

"Dih sok lo!  Gini yah, gue nggak cari aja, cewek udah banyak datang nawarin diri. Apalagi kalau gue cariin."

"Tapi, lo masih berharap sama si Vanila kan atau siapa sih namanya?" tanya Risko.

"Maaf nih yee, gue udah move on. Jangan ngomongin dia lagi deh. Dia mah cuman polos di luar. Aslinya mah kayak binatang!" jawab Arkan.

"Lo nggak boleh ngomong gitu. Gimana pun juga Vania punya harga diri. Lagian nggak baik ngomong kayak gitu sama cewek. Atau gini deh, coba lo pikir gimana rasa sakitnya saat Mami lo dikatain orang seperti tadi lo ngatain Vania? Lo sakit hati nggak?" tegur Rayina mengingatkan Arkan.

Bukannya ia membela Vania. Tapi perkataannya benar kan? Kita sesama manusia punya harkat dan martabat yang sama. Jadi, perlakukan orang di sekitar kita dengan baik seperti kita menjaga diri kita sendiri. Besar atau kecilnya kesalahan yang mereka lakukan bukan menjadi cermin bagi kita melakukan kebaikan. Ingat, hidup hanya sekali. So, make a better for your life in this world before God try a case you on the heaven.

"Iya, Ray. Maafin gue," tutur Arkan menyesal atas perkataannya.

"Nggak perlu minta maaf. Gue cuman ngingetin doang. Lain kali jangan gitu lagi yah." Rayina tersenyum saat cewek itu mengucapkan kata-katanya.

"Ray, jangan senyum plis. Gue diabetes liatnya," cerocos Risko.

Tiara mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Risko. Cewek tak suka jika Risko memuji Rayina. Sejak dulu, ia sangat mengagumi sosok itu. Bahkan, ia sering menanyakan kebiasaan Risko kepada Galang. Jadi, tak salah jika dirinya cemburu. Toh ia menyukai Risko.

"Jangan muji Rayina, Ko. Liat tuh, dua makhluk yang duduk bareng kita lagi panas banget nahan emosi," ejek Galang mencibir Reygan dan Tiara.

"Iya gue tau. Tapi kan hubungan Rayina statusnya belum sah sama Reygan. Kalau kek gitu, bukan nggak mungkin kan gue masih bisa muji Rayina. Lagian apa salahnya sih?" jawab Risko.

"Lo bener, bego. Tapi lo tau kan Reygan orangnya kayak gimana. Lo bakal ditonjok kalau berani godain Rayina mulu," timpal Arkan lalu menjitak kepala Risko membuat sang empunya mengadu sakit.

"Apa'an sih, gue juga sadar diri kali. Lagian gue masih sayang sama nyawa gue sendiri. Yang tadi itu cuman becanda, njir."

"Udah-udah. Ngapain ribut sih? Malu diliatin sama yang lain," sela Rayina saat Arkan akan menyanggah ucapan Risko. Lantas kedua cowok itu langsung membungkam.

"Lang, kamu kan udah bilang kalau besok kita ke panti. Nggak sekalian aja aku ajakin mereka biar lebih ramai?" tanya Alia meminta persetujuan Galang.

"Itu sih terserah mereka, Al. Kalau mereka mau, aku ok aja," jawab Galang.

"Gimana guys, kalian mau nggak ikut bareng kita ke panti besok?" tanya Alia kepada para sahabatnya.

"Ke panti? Ohhh yang waktu itu lo bilang , Rey?" tanya Rayina kepada Reygan yang sedang memainkan ponselnya.

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang