Setelah menghabiskan banyak waktu di basecamp, Reygan dan Rayina memutuskan pulang bersama para sahabat mereka.
"Mau langsung pulang ke rumah atau lo mau jalan-jalan dulu?" tanya Reygan kepada Rayina. Meski telah menjalin hubungan, keduanya masih menggunakan panggilan lo/gue satu sama lain. Bukan apa-apa, hanya saja mereka nyaman menggunakan sapaan itu.
"Emmm langsung pulang aja deh. Gue capek banget," jawab Rayina mengecilkan suaranya saat mengucap bagian terakhir kalimat itu. Reygan paham. Ia juga dapat melihat raut wajah lelah dari pacarnya.
"Kalau capek tiduran aja," tutur Reygan melihat Rayina menguap.
"Nggak! Gue nggak ngantuk. Kalau gue tidur, nanti lo sama siapa?" jawab cewek itu berbohong. Mulutnya berkata tidak namun matanya menjerit meminta keadilan.
"Yaudah. Nanti kalau mau tiduran bilang ke gue," tutur Reygan mengacak rambut Rayina sebelum sedetik kemudian kembali fokus kearah jalanan.
Rayina mengangguk kemudian mengedarkan pandangannya ke luar. Hiasan lampu jalan dengan bintang dan bulan yang setia menerangi langit malam terasa begitu indah baginya serta menghanyutkan cewek itu ke dalam pikirannya sendiri. Alunan lagu melow yang Reygan putar membuat manik matanya perlahan memberat. Tak lama setelah itu, Rayina terlelap.
Di sampingnya Reygan berdecak. Padahal cewek itu telah mengatakan jika dirinya tak ingin tidur. Namun apa yang terjadi? Belum beberapa menit saja dirinya sudah terlelap. Di perhatikannya dengan lamat wajah itu kemudian Reygan tersenyum. Hidung mancung, mata sipit dan bibir tipis yang Rayina punya kian menambah pesona cewek itu.
"Tetap sama gue yah, Ray," gumamnya.
Karena merasa Rayina nyaman dalam tidurnya, Reygan memelankan laju mobil agar tidur cewek itu tidak terusik. Lalu disampirkannya jacket ke tubuh mungil itu agar tidak kedinginan.
"Setiap kali gue liat lo, gue ngerasa nyaman banget. Dan kenapa lo jadi imut kayak gini? Gue selalu aja gemes sama baby face lo," tutur Reygan mengelus lembut pipi Rayina.
"Eugghhh..."
Reygan kaget mendengar legukan Rayina. Apakah cewek itu terganggu karena perlakuannya?
Namun tak disangka, Rayina malah menyandarkan kepalanya di bahu cowok itu. Lagi-lagi Reygan tersenyum. Entahlah berada bersama pawangnya membuat senyum itu selalu terpancar pada wajah tampannya."Tidur yang nyenyak, Bear," gumamnya lalu mengecup singkat kepala Rayina kemudian kembali fokus ke arah jalanan.
###
Kini mobil sport Reygan memasuki pekarangan rumah Rayina. Sementara di sampingnya cewek itu masih setia memejam mata. "Kalau gue bangunin, kasian nih anak."
"Ray, bangun yuk! Kita udah sampai," ucap Reygan sambil mengoyang pundak Rayina agar cewek itu terjaga dari tidurnya. Tak lama setelah itu, Rayina membuka matanya secara perlahan. Hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah Reygan yang cukup dekat dengan Wajahnya. Sontak, hal demikian membuat cewek itu tergejolak dari tidurnya.
"Barusan lo apain gue?" cerocos Rayina tanpa babibu.
"Bangunin lo lah, Raja Kebo," jawab Reygan.
Rayina berdecak kalah cowok itu memanggilnya Raja Kebo. Tak bisakah Reygan membuatnya senang sekali saja?
"Ck! Kenapa lo nggak pernah nyenangin sih?"
Reygan terkekeh melihat raut cemberut kekasihnya. "Jangan imut-imut bisa nggak sih?"
"Hah! Lo bilang apa barusan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/241611525-288-k959242.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan & Rayina (END)
Teen FictionMengisahkan tentang pertemuan dua insan karena suatu insiden yang tak terduga, yang mana insiden itu membuat mereka saling terikat satu sama lain tanpa disadari. "Lo gila hah!" "Maaf..." "Akal sehat lo mana, Rey?" "Gue takut!" Deg... Rayina mendeka...