07.

610 36 15
                                    

Hari yang panjang pun berlalu begitu cepat. Waktu telah menunjukkan pukul 14.30 yang berarti sebentar lagi hari akan berganti  petang.

"Rey, lo nggak balik?" tanya Bima melihat Reygan masih memantulkan bola basket diatas lapangan.

"Duluan aja, ada hal yang harus gue selesain setelah ini," jawab Reygan dengan tampang datarnya.

"Yaudah, kita duluan. Lo hati-hati" lanjut Bima berlalu bersama beberapa temannya.

Reygan mengangguk sebagai jawaban. Entahlah, pikirannya kembali kacau melihat gantungan kunci peninggalan seseorang yang sangat berarti bagi hidupnya. "Gue kangen lo..."

Di lain tempat seorang gadis bernapas lega ketika urusan merekap data dan nilai teman kelasnya telah usai. Beberapa waktu lalu, wali kelasnya meminta gadis itu membantu pekerjaannya. "Akhirnya selesai juga, Ray."

"Astaga udah jam 15:15. Mati gue diamokin sama Nyokap kalau kayak gini. Tapi bodoamat, Bunda juga jarang pulang temanin gue," pikirnya mengingat orang tuanya jarang pulang karena mengurus bisnis diluar Negeri. "Semangat Ray, gue yakin lo akan terbiasa sama keadaan kayak gini," lanjutnya dan melangkah pulang.

Ketika Rayina memijak kaki didepan ruang kelasnya, tiba-tiba tangan gadis itu ditarik paksa oleh seorang yang tak dikenal. "Woy, lo siapa? Lo mau bawa gue kemana?"

"Diam."

"Nggak!"

Rayina memberontak agar dilepaskan dari tangan preman itu. "Lepasin atau lo habis ditangan gue!"

"Diam!!!"

Bugh...

Satu bogeman mendarat mulus pada pipi preman itu. "Gue udah bilang lepasin, tapi lo ngotot!" Cekalan pada tangan Rayina pun sudah terlepas. "Lo laki dan lo cuman berani sama cewek? Cih! Siapa yang nyuruh lo lakuin kerjaan rendahan kayak gini?"

Bugh...

Lagi, bogeman berhasil mendarat mulus pada pipi preman itu. "Bilang sama Bos lo, gue nggak takut sama dia. Kalau dia berani, tunjukkin muka depan gue. Jangan jadi pengecut!"

Merasa di rendahkan, preman itu bangkit menyerang balik. Namun, pergerakannya terlalu cepat Rayina tangkis. "Masih mau cari masalah sama gue?"

Krak...

"Ahhh!"

"Gue udah peringatin, tapi lo mau cari mati sama gue!" Rayina kemudian berjongkok mendekati preman yang mengerang kesakitan memegangi tangannya yang patah. "Sekali lagi lo muncul depan gue, gue janji bakal bunuh lo!" desisnya kemudian berlalu.

"Shit, liat aja gue bakal balas perbuatan lo, Ray," desis seseorang dibalik tembok.

###

Seorang cewek tengah berjalan santai melewati lapangan basket SMA GARUDA sambil bersenandung kecil mengikuti irama musik melalui earphonenya. Masalah yang terjadi beberapa saat yang lalu seakan tak mengusiknya sama sekali.

Bugh...

Rayina menggeram sakit saat bola basket mengenai kepalanya. "Anjing!"

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang