"Ray, lo nggak papa?" tanya Tiara melihat Rayina melamun. Sayangnya, ucapan cewek itu tak membuat Rayina sadar.
"Ray kenapa?" tanya Tiara beralih bertanya kepada Alia.
"Nggak tau. Dari tadi gue perhatiin dia bengong mulu."
"Emm... mungkin dia nervouse kali. Kan tinggal seminggu lagi dia ikut perlombaan," timpal Dinda.
"Kalau kayak gitu sih mendingan kita nggak usah ganggu dia deh. Mungkin Rayina lagi butuh waktu buat persiapin diri secara matang," saran Tiara lalu mengajak kedua sahabatnya ke kantin dan membiarkan Rayina sendiri di kelas untuk menenangkan diri.
"Es Batu kenapa? Sebenarnya cewek tadi siapa? Apa mungkin dia adalah masa lalu Reygan yang terus muncul di mimpinya?" Begitulah setidaknya pertanyaan yang terus melayang dalam otak Rayina.
###
Semua sahabat Reygan terlihat bingung melihat perubahan sikap cowok itu. Jika biasanya Reygan akan mengumpat saat diejek, kali ini cowok itu diam tak memberi respon meski para sahabatnya terus meledeknya.
Ding-dong!
Reygan tersentak saat ponselnya berdering. Tanpa berpikir panjang cowok itu segera mengangkat panggilannya.
"Hallo."
Tangannya mengepal kuat mendengar suara si penelpon. "Bangsat! Sebenarnya lo mau apa dari gue?" tanya Reygan penuh emosi. Sedetik kemudian, cowok itu kembali mengumpat mendengar jawaban orang itu. Tak ingin menguras tenaga dan emosinya lebih banyak, Reygan mematikan panggilan itu secara sepihak.
"Gue titip Rayina sama kalian. Jangan biarin dia ngelakuin hal aneh di luar pantauan lo semua. Apalagi kalau dia bersih keras cari gue," tuturnya dan pergi begitu saja.
"Aistt... tuh anak anjing kenapa sih? Dikit-dikit aja sikapnya suka berubah. Kayak Banglon aja," tutur Arkan sambil menatap Reygan pergi.
"Bunglon, Nyet!" koreksi Risko.
"Nah itu dia."
"Ck! Punya sahabat kok yang goblognya nggak tanggung-tanggung?"
"Anjing lo!"
"Serah!"
Sementara itu Galang diam seperti memikirkan sesuatu. Otaknya terus berperang memikirkan kemungkinan yang ia temukan dari masalah yang Reygan hadapi.
"Sikap Reygan kembali ke sikap yang dulu lagi. Jangan bilang kembaran Rianti udah balik dari AS dan pengaruhi dia. Kalau kayak gitu ceritanya, gue nggak akan tinggal diam. Gue takut, Reygan bakal terkeco sama permainan cewek licik itu. Dan... kasian juga Rayina," tutur Galang dalam hati.
"Ikut gue!" lanjutnya mengajak Arkan dan Risko pergi.
###
"Rayina, kamu harus ingat! Seminggu lagi kamu akan mewakili sekolah untuk mengikuti perlombaan. Bapak minta, tolong jaga kesehatan dan mental kamu. Apapun masalah yang kamu hadapi sekarang, Bapak harap semuanya nggak menjadi kendala kamu dalam mengikuti perlombaan," tutur Pak Nano.
"Baik, Pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti perlombaan ini," jawab Rayina.
"Bagus. Kalau begitu Bapak tinggal yah. Kerjakan semua soal yang diberikan dengan teliti," nasehat Pak Nano dan berlalu dari ruang bimbel yang Rayina tempati. Setelah wali kelasnya beranjak pergi, Rayina kembali mengerjakan soal latihan yang sudah diberikan oleh guru pembimbingnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/241611525-288-k959242.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan & Rayina (END)
Novela JuvenilMengisahkan tentang pertemuan dua insan karena suatu insiden yang tak terduga, yang mana insiden itu membuat mereka saling terikat satu sama lain tanpa disadari. "Lo gila hah!" "Maaf..." "Akal sehat lo mana, Rey?" "Gue takut!" Deg... Rayina mendeka...