57.

292 9 0
                                        

Alunan musik terdengar berdentum mengisi suasana hening  dengan tenang. Melodi dan nadanya terdengar sepadan mengisi indra pendengaran dengan sangat mesra. Cahaya sang Mentari menyapa lembut seisi semesta seakan memberi semangat memalui pancaran orange sinarnya.

🎼When it hurts, but it hurts so good do you take it? Do you break it off? When it hurts, but it hurts so good can you say it? Can you say it? Your love is like...🎼

Dengan pelan Rayina melantunkan lirik lagu itu sambil menghirup udara pagi yang menyapanya. Beberapa kali ia merentangkan tangannya keluar hendak merasakan terpaan udara yang menyapanya dengan sangat damai. Entahlah mengapa ia menyanyikan lagu itu. Mungkin, lirik lagu itu cocok menggambarkan suasana hatinya sekarang.

Drett...

Rayina meraih earphone  pada dashboard mobilnya lalu menyambungkannya dengan telepon genggamnya.

"Kenapa Al?"

"Lo dimana sih? Cepatan kesini. Bentar lagi udah masuk, njir. Jangan bilang lo bolos sekolah."

"Mengsantuy aja elah. Gue lagi di jalan. 5 menit lagi bakal sampai kok. Lo calm aja deh. Gue nggak akan bolos kok. Percaya sama gue."

"Benar yah. Awas aja kalau lo bolos lagi."

"Yaelah neng. Jangan tegang gitu napa sih? Telinga gue rusak dengan ceramahan lo. Udah yah gue tutup dulu, bye."

"Ehhh... Anjir enteng bener nih anak permainin perasaan gue. Andai aja dia tau kalau kuota gue abis hanya buat nelepon dia. Ngggak ada akhlak emang," kesal Alia.

Tak lama kemudian, terdengar suara murid SMA GARUDA yang berteriak entah apa yang sedang mereka lihat.

"Seperti melihat Jaemin saja," pikir Dinda.

Karena dilanda perasaan kepo, Alia, Tiara dan Dinda memutuskan melihat apa yang sedang terjadi di sekolahnya pagi ini.

"Alamak, tuh anak udah nggak waras kali yah? Kok dia kayak gitu sih?"

"Kayaknya sarafnya ada yang rusak deh. Gue jadi ragu liat dia kayal gitu," tambah Tiara.

Alia menarik nafas pasrah melihat tingkah Rayina. Bagaimana mungkin cewek itu datang mengenakan pakaian santai ke sekolahnya. Lebih parahnya lagi, cewek itu seakan tak merasa bersalah saat dengan santainya dia memakai kaca mata hitam yang bertengger manis pada hidung mancungnya. Dia pikir hari ini perlombaan fasion apa? Dia pikir ini sekolah bapaknya gitu? Yah emang sih, lebih tepatnya sekolah punya bapak mantu. Hehehehe.

Tak tahan mendengar riuh siulan para kaum hawa, ketiga sahabatnya menghampiri Rayina sambil menahan malu.

"Duh Rayina. Lo nggak waras yah? Kenapa lo pakai pakaian kayak gini? gimana kalau Ibu Ria tau? Bakal diamukin lo."

Rayina tersenyum miring. "Tenang aja. Gue udah pikirin semua konsekuensi yang bakal gue terima kok."

"Anjir, lo bisa dipanggil ke rung BK kalau kayak gini ceritanya Mbak," panik Dinda.

"Hemm... nggak papa. Gue juga kangen ke sana."

"Gila. Otak lo infeksi yah Ray? Lo cewek nomor 1 di sekolah ini kalau lo lupa. Tapi kalau liat lo kayak gini gue jadi ragu lo benaran Rayina sahabat gue apa bukan sih?"

Rayina tertawa lepas melihat guratan khawatir para sahabatnya. "Hai Buk. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini lebih baik lagi dari hari kemarin yah." Tiba-tiba cewek itu menyapa Ibu Ria dengan santai. Guru itu terkenal sebagai guru terkiller di SMA GARUDA.

Alia, Tiara, Dinda maupun seluruh siswa/i disana sangat terkejut melihat aksi bodoh yang Rayina mainkan sekarang. Seharusnya cewek itu bersembunyi saja daripada harus mendapatkan hukuman karena diperogok melanggar aturan sekolah.

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang