35.

314 17 24
                                    

"What!!!"

Rayina menutup telinga saat pekikan seorang siswi berhasil masuk ke dalam indra pendengarannya. Sementara di sampingnya Reygan menatap siswi itu dengan tajam. Yang ditatap pun hanya bisa menyengir kuda.

"Lo berdua pacaran?" tanya siswi itu.

Reygan maupun Reygan tak yang berniat menjawab. Mereka memilih bungkam satu sama lain.

"Woy, jangan bengong mulu. Lo berdua pacaran?" tanya siswi itu lagi.

"Apa urusannya sama lo?" balas Reygan dingin.

"Yaelah, gue cuman nanya. Cih! Gitu aja pakai marah," tutur siswi itu kemudian berlalu. Reygan sontak membulatkan mata dan mengepalkan tangannya mendengar ucapan siswi itu.

Rayina menghela napas pasrah melihat tingkah Reygan. "Lo nggak boleh gitu, Es. Liat tuh siswi tadi marah banget sama lo."

"Biarin."

"Serah lo deh. Gue ke kelas."

"Gue anter."

"Nggak usah. Nanti mereka tambah curiga."

Akhirnya Reygan pasrah. Bagaimanapun juga dirinya mengerti akan maksud baik Rayina. Sebelum cewek itu berlalu, Reygan lebih dulu menahan pergelangan tangannya.

"Kenapa?" tanya Rayina.

"Semangat belajarnya, Bear," jawab Reygan tersenyum simpul.

Rayina tersipu malu. Hal sesederhana itu mampu membuat jantungnya mencelos dari tempatnya saat itu juga. Berusaha menarik napas, cewek itu membalas ucapan Reygan. "Semangat juga buat My ice boy," bisiknya sambil tersenyum. Setelah itu Rayina berlalu dari hadapan Reygan sambil berlari dengan pipi bersemu. Sepertinya cewek itu salting.

"Kenapa cewek bisa gue seimut itu?" guman Reygan menggeleng kepala sambil memandang kekasihnya sebelum berlalu ke kelas.

###

Terlihat Rayina melangkah menuju kelasnya dengan binar wajah yang berseri. Senyumnya terus mengembang di wajah cantiknya. Para kaum adam yang melihat itu meliriknya dengan tatapan terpesona sekaligus mengoda. Earphone masih setia terpasang pada kedua telinga cewek itu. Lagu i like you so much you'll know it yang diputarnya menambah kesan bahagianya. Hingga langkah kaki cewek itu telah berpijak memasuki kelas.

Suasana kelas kali itu cukup berbeda. Jika biasanya penghuni kelas akan menatapnya biasa saja, kali itu mereka menatap Rayina penuh tanya. Yang ditatap pun salting disaat yang bersamaan. Dengan gerakan lamban cewek itu menghampiri sahabatnya.

Sama halnya seperti teman yang lain, dirinya dihadiahi tatapan nyalang dari ketiga sahabatnya. Rayina meneguk saliva kasar mendapati hal itu. Dengan sedikit terkekeh cewek itu bertanya pelan kepada Dinda. "Din, ini ada apa?"

Dinda menoleh dengan sorot mata yang sulit diartikan. Rayina bergedik nyeri mendapati tatapan Dinda.

"Jangan natap kayak gitu. Nanti bola mata lo jadi juling."

"Lo gila?" kini Alia yang bertanya. Rayina bingung dibuatnya. Apa maksud Alia bertanya seperti itu?

"Kenapa emangnya?"

Tiara membuang nafas kasar. Kemudian cewek itu menyodorkan ponselnya kearah Rayina. Sedetik kemudian Rayina diam dan menelan salivanya kasar. Napasnya tercekat melihat apa yang Tiara tunjukkan. Mulutnya sedikit terbuka nyaris berteriak saat itu juga. Kenapa bisa? Mengapa?Sejak kapan?

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang