48.

201 11 0
                                        

Terlihat seorang cowok tengah melangkah menuju sebuah gedung kumuh di depannya dengan wajah penuh bahagia. Sebelum tubuh tegap itu berhasil menerobos jalan yang ada, tangannya lebih dulu dicekal oleh seseorang. Reygan hendak menolak. Namun saat matanya menagkap sosok itu, pergeraknya tertahan. Kakinya seakan melemas saat itu juga dengan jantungnya yang berdetak tak kuruan.

"Lo..."

"Hai," sapa orang itu. Rasanya, Reygan ingin lenyap saat itu juga. Mengapa dia kembali? Apa yang dia inginkah? Ternyata hal yang paling Reygan takutkan selama ini terjadi. Dia kembali hadir dalam hidupnya.

"Gue kangen sama lo," oceh orang itu.

Reygan masih diam mencerna semuanya. "Sebenarnya lo mau apa dari gue?"

"Jangan galak-galak kenapa sih? Tau nggak, lo burik kalau galak kayak gini."

"Nggak usah bacot. Sebenarnya lo mau apa dari gue?"

Diam. orang itu hanya menatap Reygan dengan tatapan yang tak terbaca. Hal demikian membuat Reygan jenggah dan berniat meninggalkan orang itu.

"Gue mau lo," kata-kata itu berhasil membuat langkah Reygan terhenti. Beberapa detik kemudian, cowok itu berbalik menatap lawan bicaranya dengan tatapan tak suka. "Lo gila?" tanyanya dengan wajah sinis.

"Nggak! Gue nuntut hak gue. Gue harap lo nggak lupa sama surat wasiat Safara," jawab orang itu dengan lantang seakan tatapan yang Reygan lemparkan tak mengoyak mentalnya.

Reygan tersenyum miring. Kini kakinya melangkah mendekati lawan di depannya. "Nggak usah bacot! Lo pikir, gue nggak tau kalau surat itu hanya akal-akalan lo doang? Lo terlalu lemah bermain gelap sama gue, bitch."

"Dan sampai kapan pun gue nggak bakal nyerah buat dapatin lo. Kita liat aja, gue bakal buat lo berlutut di depan gue."

"Lo pikir, gue bakal lakuin itu, Safira? Hahaha... Nggak usah ngayal lo! Lo cuman benalu dalam hidup gue. Sekarang, gue minta lo jauh-jauh sebelum gue main kekerasan," ancam Reygan.

"Sayangnya, gue nggak takut sama semua ancaman lo, Rey. Lo juga punya kelemahan kalau lo lupa," balas Safira tersenyum menang melihat kerutan pada kening Reygan.

"Maksud lo apa?"

"Nggak usah pura-pura bego! Hemm karena kehadiran gue nggak diterima baik sama lo, sekarang gue bakal cabut. Bersenang-senanglah dulu, Rey. Gue bakal kasih lo waktu dan setelahnya tunggu pembalasan dari gue" bisik cewek itu dengan nada dinginnya kemudian melangkah pergi. Di tempatnya, Reygan terlihat menahan emosi yang siap tumpah saat itu juga.

"Gue nggak akan biarin lo ngerusakin hidup gue untuk kedua kalinya, Sa. Gue pastiin itu."

###

Dor... dor... dor...

Bunyi petasan terdengar menggelar di depan basecamp Arion. Di sana, semua anggota berkumpul merayakan perlombaan yang telah dimenangkan oleh sang kekasih dari ketua mereka. Semuanya terlihat bahagia, khususnya Rayina. Cewek itu tak menyangka akan mendapat kejutan besar dari Reygan. Saat akan pulang ke rumah setelah mengikuti perlombaan, dirinya diajak oleh ketiga sahabatnya menuju basecamp. Awalnya, cewek itu menolak. Namun karena desakkan dari para sahabatnya, terpaksa Rayina menurut saja. Dan inilah yang terjadi. Dirinya mendapat kejutan yang luar biasa dari sang kekasih dan anggota Arion yang lain.

"Congratulation yah, lampir. I proud of you," tutur Reygan dengan nada lembutnya kepada Rayina.

"Thank you. I am glad to hear that, you Know," jawab cewek itu dengan senyum merekah di wajahnya. Melihat Rayina tersenyum, Reygan merasa jadi lebih betah. Senyum itu bagaikan narkoba yang membuatnya candu di waktu yang bersamaan. Semyum yang mungkin akan dirindukannya.

"Ray, jaga diri baik-baik yah," tutur Reygan kepada Rayina yang sedang mengunyah jagung bakarnya.

Cewek itu menoleh dengan perasaan bingung. Ada apa dengan cowok di sampinya? "Kenapa lo ngomong kayak gitu? Gue bakal jagain diri kok. Kan ada lo juga yang bakal jagain gue."

Reygan mengangguk cangung. Entah mengapa, belakangan ini perasaannya mengatakan akan ada masalah besar yang akan terjadi. Entah itu akan membahayakan nyawanya atau akan membahayakan orang-orang di sekitarnya.

"Woy! Bengong aja lo. Ada apa sih sebenarnya? Kalau ada masalah cerita sama gue. Jangan disimpan sendiri," tegur Rayina.

"Nggap papa kok. Lo nggak usah sok tau deh," beginilah Reygan jika berhadapan dengan sang kekasih. Bawelnya akan kumat 360%.

"Yaelah gitu aja lo marah. Mengsantai aja bos. Nggak baik marah-marah mulu. Lo mau cepat tua?"

"Nggak! Lo kalau ngomong bisa difilter dulu nggak sih?"

"Suka-suka gue lah. Yang punya mulut kan gue. Kenapa lo yang sewot?"

"Wahh Mulut lo minta di tabok yah," geram Reygan.

"Bodoamat wleee," jawab Rayina dengan wajah entengnya sambal memelet lidah. Reygan hanya menarik napas pasrah melihat tingkah gadisnya. Meski gemes, terkadang sikap Rayina membuatnya sedikit kesal.

Sementara Reygan bergeming, Galang datang menghampirinya. "Cewek yang tadi lo temuin di depan siapa?" tanyanya to the point.

"What do you mean?" tanya Reygan berusaha menyembunyikan fakta yang sebenarnya.

"Nggak usah pura-pura bego lo. Jelas-jelas gue liat lo ketemuan sama Safira kan?" jawab Galang dengan suara yang tak dikontrol. Hal itu refleks membuat Reygan membekap mulut berdosa sahabatnya.

"suaranya dikontrol dikit, anjing. Kalau Rayina dengar gimana?"

"Makanya lo nggak usah ngeselin mulu. Tadi lo bicarain soal apa sama Safira?"

"Lo kan tau model tuh cewek kayak gimana. Dari dulu, dia terus maksa gue buat pacarana dia. Emang nggak ada otak sih. Gila banget sumpah! Kayak nggak ada harga diri aja," tutur Reygan dengan kata-kata pedisnya.

"terus lo mau?" tanya Galang.

"Gila lo! Masa iya gue mau sama cewek kayak dia? Yah nggaklah! Lagian gue udah punya lampir yang sayang banget sama gue."

"Nggak usah norak lo! Jijik gue tau nggak."

"Bodoamat."

Setelahnya terjadi keheningan. Kedua cowok itu masing-masig bergelut dengan pikirannya. Hingga tanpa sadar, kata-kata itu meluncur bebas dari mulut Reygan. "Semisalnya nanti gue kenapa-napa, lo bisa jagain Rayina nggak?"

"Lo ngomong apaan sih? Garing tau nggak!" hardik Galang, tak terima mendengar kata-kata Reygan.

"Nggak usah ngebantah. Gue butuh kesedian, bukan bacotan dari lo."

"Gila lo? Gue udah punya Alia, ogep! lo nggak usah asal ngomong deh," Galang jadi frustasi sendiri mendengar permintaan gila sahabatnya.

"Intinya, lo bersedia bantuin gue jagain Rayina. Awas aja kalau lo langgar. Gue bakal sumpahin lo nikah sama tuyul," ancam Reygan kemudian melangkah mendekati Rayina sambil memeluk tubuh mungil gadisnya.

"Tuh orang kesurupan kali yah?" tanya Galang dengan raut kesalnya.

###

Hai!

Reygan kembali up nih! Yuk kasih tanggapan buat part kali ini.

kalian bias komen sepuasnya. Aku tunggu "tanda bintang" dari kalian yah.

See you!

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang