Seperti biasa pagi itu Rayina telah siap dengan seragamnya. Kejadian kemarin sudah ia lupakan tapi bukan berarti dirinya tak berhati-hati dan lebih waspada lagi kedepannya.Wajahnya yang dibaluti bedak tipis dan bibir yang dipoles liptin dengan rambut yang diikat kuda menambah nilai plus kecantikannya. Setelah dirasa penampilannya pas, Rayina bergegas menuju ruang makan untuk sarapan.
"Pagi Bi Inah."
"Pagi Non. Mau sarapan apa? Biar Bibi buatin."
"Seperti biasa, Bi. Sekalian tolong bungkusin buat dibawah ke sekolah."
"Baik Non, tunggu sebentar yah," pamit Bi Inah yang diangguki Rayina dengan senyum mengembang dibibirnya.
###
Di lain tempat, seorang cewek sedang berbincang serius dengan seseorang. "Kenapa lo gagal kemarin? Gue udah bilang bunuh dia secepatnya! Kok lo lengah?" tanya gadis itu. Siapa lagi kalau bukan Tania.
Cowok itu tersenyum remeh. "Sekarang gue nanya. Emang lo bisa lawan dia? Kemarin tangan gue udah dia patahin, lantas apa yang bakal terjadi kalau lo yang lawan dia langsung? Jangan sok perintahin orang kalau lo sendiri cuman jadi pengecut!!"
"Ohhh... jadi lo dalangnya? Lo sadar nggak sih? lo udah buat nyawa orang lain terancam!" tiba-tiba Tama datang tanpa sepengetahuan Tania.
"Kok lo disini, Bang?"
"Emang nggak boleh?"
sejujurnya, Tama sengaja mengikuti Tania setelah melihat gerak-gerik aneh dari adiknya. Dirinya hanya ingin memastikan rasa penasarannya. Dan apa yang Tama pikirkan terbukti jelas. Tania lah dalang yang menyuruh preman didepannya menghabisi Rayina.
"Bang, kenapa lo terus belain si perempuan murahan itu daripada gue?"
"Lo mau tau kenapa gue lebih belain Rayina?" Tama mendekat. "Karena dia lebih tau cara menghargai orang lain dibanding lo, Dek. Lo terlalu egois. Kapan lo dewasa? Jujur, gue kecewa sama lo," jawab Tama membuat Tania diam seribu bahasa. "Kalau mau gue sayang, tolong ubah kelakuan lo, Dek." Setelah mengatakan itu Tama berlalu.
###
Pelantaran SMA GARUDA sudah dipenuhi dengan kendaran siswa/i. Udara sejuk dengan sinar matahari pagi menambah kesan eksotis yang tak terhingga ditempat itu. Terlihat deretan kendaran telah terparkir rapi menandakan semuanya telah diatur sedemikian rupa untuk menata kerapian. Kehadiran murid yang berlalu lalang melintasi halaman sekolah manandakan sekolah itu dihuni oleh banyak manusia.
Cittt!!!
Bunyi decitan ban mobil terdengar jelas di setiap indra pendengaran siswa/i sontak mengalihkan perhatian mereka. Tak lama setelahnya, keempat most wanted boy keluar dari mobil sport mereka masing-masing membuat para kaum hawa histeris dengan kadar ketampatan mereka.
"Anjirrr, gue tau gue cakep. Tapi nggak gitu juga cara liatnya. Malu gue," celetuk Arkan. "Hi Dek. Hari ini lo cantik banget. Jadi pengen halalin," lanjut Arkan menggoda adik kelas yang melintas didepannya.
"Sorry kak. Gue tau lo ganteng tapi lo bukan tipe gue banget. Plin-plan, tau nggak!"
Arkan mati kutu mendengar jawaban adik kelasnya. Jujur, itu adalah kali pertama dalam hidupnya mendapat kata pedis dari seorang cewek.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan & Rayina (END)
Teen FictionMengisahkan tentang pertemuan dua insan karena suatu insiden yang tak terduga, yang mana insiden itu membuat mereka saling terikat satu sama lain tanpa disadari. "Lo gila hah!" "Maaf..." "Akal sehat lo mana, Rey?" "Gue takut!" Deg... Rayina mendeka...