19.

434 42 128
                                    

Kring.... kring.... kring!!!

Bunyi alarm terpaksa membuat sang penghuni kamar malas-malasan beranjak dari tidurnya. Padahal baru 10 menit lalu dirinya terlelap tapi kembali dibangunkan oleh benda mungil di sampingnya. "Sial! udah pagi," umpatnya.

"ALFA!!! Cepat bangun!!! Ngapain kamu di dalam kamar? Udah pukul 07:00 ini. Dasar kebo!" teriak Bundanya.

Yaps, cowok itu adalah Alfa. Dengan malas, dirinya memasuki kamar mandi untuk membasuh muka kemudian beranjak ke ruang makan untuk melakukan kegiatannya yaitu sarapan.

"Hari ini kamu kemana?" tanya Bundanya.

"Jalan-jalan," jawab Alfa sekenanya.

"Terserah!"

Itulah alasan mengapa Alfa berubah. Keluarganya tak pernah memberikan sedikit perhatian apalagi memberikan kasih sayang kepadanya. Dulu, Alfa adalah sosok yang lemah lembut, penuh perhatian dan tidak mengenal kekerasan. Namun semenjak orang tuanya berpisah, kehidupan cowok itu seakan tersesat dan sering membuat kerusuhan dan tawuran semata-mata untuk menghibur diri sejenak melupakan semua masalah hidup yang ia hadapi.

"Ma, jalan-jalan yuk! Udah lama kita nggak keluar bareng," ajaknya kepada sang Bunda yang masih fokus dengan laptop di depannya.

"Mama sibuk. Lagian kamu udah dewasa, harusnya kamu mandiri dikit. Mama udah cukup baik kasih kamu fasilitas lengkap!" jawab sang Bunda tak sadar telah melukai hati Alfa, putranya.

"Sepenting itukah pekerjaan kantor sampai Mama lupa masih ada Alfa yang butuh perhatian Mama? Semenjak Papa/Mama pisah, aku nggak pernah rasain lagi kasih sayang dari kalian. Semuanya sibuk sama pekerjaan. Seburuk itulah kehadiran Alfa di dunia ini, Ma?"

Hati sang Bunda berdenyut nyeri mendengar penuturan putranya. Sejujurnya, dirinya sangat ingin membangun kehidupan keluarga seperti dulu bersama Alfa. Namun, ia tak mau kenangan bersama sang suami terulang lagi yang akan membuatnya frustasi.

"Kamu pergi aja, Mama sibuk!" jawabnya kemudian berbalik beranjak ke kamar bersamaan dengan air mata yang jatuh membasahi wajahnya.

Di tempatnya, Alfa tersenyum pedih menyaksikan mirisnya kehidupan keluarga yang ia jalankan. Hidupnya telah hancur bersamaan dengan harapannya yang ikut terkubur. Jika sudah seperti itu, Alfa butuh pelampiasan. Diraihnya kunci motor kemudian beranjak pergi meninggalkan rumah yang penuh kesengsaraan baginya.

###

Di meja makan tampaknya seorang Ayah dan Anak sedang berbicang asyik sambil menunggu sarapan yang dimasak oleh kedua wanita cantik di dapur.

"Ra, Abang belum turun?" tanya Aldiano.

"Tadi udah dipanggil, Yah. Tapi dia masih lemas. Kayaknya nggak bakal turun deh," jawab Aira.

"Ayah khawatir kondisinya malah makin parah," ujar Aldiano dengan nafas gusar yang terdengar jelas pada gendang telinga Aira.

"Nggak bakal kok, Yah. Rara yakin sama Abang."

"Lagi ngomongin apa sih? Kayaknya serius banget," sela Lidia dengan tangan kanannya membawa ayam goreng kesukaan Reygan disusul Rayina dibelakangnya yang membawah minuman.

"Itu Bun, si kulkas belum turun dari kamar. Katanya sih bentar lagi, tapi nggak nongol-nongol," jawab Aira.

"Kamu panggil lagi sana! Bunda takut kondisi Reygan belum pulih."

Reygan & Rayina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang