Di sinilah Rayina dan ketiga sahabatnya berada. Di kelas. Tempat itu tampak sepi sebab sebagian besan penghuninya berada di Kantin.
"Jelasin kenapa lo sama Reygan bisa pelukan kayak tadi," tutur Alia meminta penjelasan.
"Bener. Lo harus jelasin ke kita sedetail mungkin hubungan lo berdua," sambar Tiara.
"Jelasin tanpa titik koma dan jelasin dalam satu tarikan nafas aja," tambah Dinda dengan wajah polosnya.
"Bego. Kalau gue jelasin dalam satu tarikan nafas aja, pasti nggak bakal nyampe lah. Punya teman kok bego banget," sahut Rayina sambil menjitak kepala Dinda.
"Idihh... mending bego daripada nutupin hubungan sama cowok dari sahabat sendiri," sindir Dinda.
"Ya udah, kalau gitu gue nggak mau jelasin ke kalian hubungan gue sama Reygan," putus Rayina sebal akan perkataan Dinda.
"Hehehe... jangan dong, sayang. Kok lo baperan sih?" kekeh Dinda memeluk Rayina berusaha membujuk mahkluk yang sedang ia peluk itu.
"Lepas. Badan lo bau."
"Enak aja. Tadi gue mandi. Pakai diodoran, parfum lagi. Terus lo bilang apa barusan? Nggak mandi? Cih, gue nggak malas kayak lo," bantah Dinda tak terima.
"Udah-udah. Sekarang jelasin ke kita hubungan lo sama Reygan, Ray. Gue nggak butuh penolakan," desak Tiara yang tak sabar mendengar penjelasan Rayina.
"Iya-iya. Gue jelasin sekarang. Tapi sebelum itu, gue minta sama kalian nggak boleh potong pembicaraan gue. Kalau ada yang langgar peraturannya, gue jamin nggak bakal lanjutin ceritanya," peringat Rayina.
"Iya!" jawab mereka serempak.
"Jadi gini..." Rayina menjeda kalimatnya. Menarik nafas dalam-dalam agar bisa menceritakan hubungannya dengan Reygan sebaik mungkin kepada para sahabatnya. Salah sedikit saja maka dirinya akan dipojokkan oleh ketiga mahkluk laknat itu.
"Pertama kali gue ketemu sama Reygan itu saat gue dilabrak sama Tania. Waktu itu dia nolongin gue. Setelah Tania pergi, tiba-tiba dia marah sama gue. Bilangnya gini, 'Bisa nggak hidup lo nggak ngerepotin orang?' Ya gue marah dong. Terus dia nggak respon, ya udah deh gue mah bodoh amat aja."
"Terus kenapa sekarang kalian dekat banget? Secara kan pertama kali kalian ketemu, Reygan marah banget sama lo," tanya Dinda.
"Kalian ingat sama kejadian Reygan masuk rumah sakit waktu itu? Kalian tau siapa yang nolongin dia?" tanya Rayina.
Mereka serempak menggeleng.
"Gue."
"APA!!!" ketiga sahabatnya melongo mendengar penjelasan cewek itu.
"Bukannya waktu itu lo bilang ada urusan penting sama guru?" tanya Alia.
"Waktu itu gue bohong sama lo semua. Gue pikir... kalau gue kasih tau hal yang sebenarnya, yang ada gue diintrogasi sama kalian. Makanya gue milih diam," jawab Rayina.
"Terus gimana selanjutnya hubungan lo sama Reygan sampai bisa pelukan kayak tadi?" tanya Tiara.
"Setelah insiden Reygan masuk rumah sakit, gue sama dia sering ketemu. Bahkan gue pernah nginap di rumah dia terus jalan-jalan sama keluarganya. Soal tadi dia peluk gue... karena dia rindu," jawab Rayina polos.
"APA!!!" lagi-lagi penjelasan cewek itu membuat sahabatnya terbelalak kaget.
"Gue nggak bisa bohong kalau gue juga rindu sama dia. Gue bingung, sebelumnya gue nggak pernah rasain perasaan kayak gini. Tapi yang lebih buat gue bingung lagi, kenapa perasaan itu jatuh sama cowok yang dingin kayak Reygan?"
"Mungkin udah takdir lo. Secara kan semua alur cerita hidup nggak ada yang tau. Kalau lo suka sama Reygan, perjuangin Ray," tutur Alia memberi motivasi.
"Iya, gue bakal perjuangin sampai gue nemuin jawaban dari perasaan gue."
"Cie... akhirnya sahabat gue mau kenalan sama cowok. Gue doain biar hubungan lo berdua berjalan lancar layaknya air mengalir," timpal Dinda.
###
"Lo punya hubungan apa sama Rayina? Selama ini lo nggak pernah cerita ke kita kalau lo dekat sama dia," tanya Risko kepada Reygan yang masih sibuk dengan game yang ada pada ponselnya.
"Ho'oh. Batal dong gue jadiin Rayina gebetan baru. Padahal gue udah nyiapin acara buat nembak dia," sambung Arkan.
Mendengar penuturan Arkan, mabar yang sedang berlangsung pada ponsel Reygan dilepas begitu oleh sang pemilik. "Bangsat lo! Dia milik gue. Berani dekatin dia, nyawa lo abis di tangan gue," peringatnya tegas sambil menjitak kepala Arkan cukup kuat.
"Elah, lo sama dia kan nggak punya status resmi. Jadi, masih ada kemungkinan buat gue milikin dia," bukannya diam, Arkan malah gencar memancing emosi Reygan. Sontak perkataannya membuat kilatan marah pada mata cowok itu terpancar jelas. Bisa dipastikan Reygan sedang menahan amarah untuk tidak menonjok Arkan saat itu juga.
"Kalau gue bilang dia milik gue, berarti dia milik gue, bangsat!!!" geram Reygan. Setelah itu, gelak tawa dari ketiga sahabatnya terdengar jelas membuat Reygan semakin geram.
"Ini beneran sahabat gue yang datar kan?" tanya Arkan masih dengan gelak tawanya. "Kok jadi bucin gini? Padahal gue cuman mancing doang. terus gimana ekspresinya? Sumpah, geli gue liat ekspresi lo, Rey."
"Lo nggak tau aja, Kan. Kalau orang udah jatuh cinta, mau dingin atau dia cuek sebelumnya pasti bakal berubah kalau udah kenal yang namanya jatuh cinta," tambah Risko meledek Reygan.
"Udah. Jangan diledekin mulu. Nggak liat muka Rey udah kayak kepiting rebus tuh," tutur Galang.
Bukannya diam, tawa Arkan dan Risko semakin menggelar melihat air muka Reygan. Sepertinya cowok itu salting mendengar penuturan Galang.
"Woy, astaga ngakak gue. Cowok dingin se-SMA GARUDA bisa salting juga?" tawa Arkan semakin menjadi-jadi.
"Sumpah, gue nggak bisa nahan tawa liat ekperesi lo, Nyet," sambung Risko semakin memojok Reygan.
"Punya sahabat pada bangsat semua. Nyesel gue punya sahabat kayak lo semua," maki Reygan.
Yang dikatai semakin tergelak mendengar Reygan mengumpati mereka. Begitulah hari panjang itu mereka lewatkan. Canda dan tawa lebih mendominasi serta dihiasi dengan berbagai ledekan yang dilemparkan kepada sang ketua.
###
Tbc...
Tinggalkan jejak kalian!
Thanks a lot08/ 01/ 2021
Saputry_110804

KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan & Rayina (END)
Novela JuvenilMengisahkan tentang pertemuan dua insan karena suatu insiden yang tak terduga, yang mana insiden itu membuat mereka saling terikat satu sama lain tanpa disadari. "Lo gila hah!" "Maaf..." "Akal sehat lo mana, Rey?" "Gue takut!" Deg... Rayina mendeka...