Detik telah berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari dan hari berganti minggu. Sejak kejadian dimana Risko tak peduli terhadap Galang, kini keempat manusia itu menjalin hubungan seperti biasa.
"Bentar keluar yuk. Gue pengen jalan bareng kalian," ajak Risko.
"Setuju. Kan lagi weekend, gimana kalau ke Cafe Sky? Udah lama kita nggak kesana," usul Arkan.
"Gue fine aja," jawab Reygan. "Gimana sama lo?" tanyanya kepada Galang.
"Gue nggak masalah kalau semuanya pada setuju," jawab Galang.
"Ok, bentar jam 19.00 pada kumpul disana semua," sambung Arkan.
Ting!
Atensi Reygan teralih kepada benda pipih yang sedang ia genggam. Dengan cepat cowok itu mengecek notif yang masuk pada ponselnya. Sedetik kemudian, tangannya meremat kuat benda pipih itu hingga buku-buku jarinya terlihat jelas. "Vilton nantangin kita," ucapnya.
"Tuh geng udah nggak punya malu yah? Udah dihajar berapa kali tapi nggak pernah kapok. Isttt... bikin Abang Arkan gemes aja," sahut Arkan.
"Terima aja. Tangan gue udah gatal mau gebukin mereka," timpal Risko.
Ting!
Lagi, notif kembali muncul. Namun isi pesannya berbeda membuat Reygan berdecih. Kata-kata yang ia baca terlihat sangat disayangkan dan... sangat menyedihkan.
"Kenapa lagi, Rey?" tanya Risko.
"Alfa berani sumpah hari ini adalah hari kekalahan Arion. Cih! Kurang kerjaan," desis Reygan.
"Terus gimana? Apa perlu gue kumpulin anak-anak buat susun strategi?" tanya Galang.
"Nggak perlu. Kita udah terbiasa hadapin SAMPAH MASYARAKAT kayak mereka. Dan gue pikir kita nggak butuh strategi lagi."
Reygan bergeming dengan kilatan mata menahan marah seperti ingin menerkam mangsa saat itu juga. Aura yang ia pancarkan mampu membuat siapa saja takut saking dinginnya seorang Damian Reygan Ravendra. Tubuh tegap itu seperti kehausan darah setelah Alfa memancing emosinya. Ya, Alfa berhasil membangunkan singa Arion yang kelaparan.
###
Matahari telah bergulir kearah Barat menggantikan malam. Seisi kota terasa enak dipandang dengan lampu jalan yang setia menerangi bumi yang gelap dengan udara dingin berhembus menusuk kulit.
Dibawah kolong langit yang berhiaskan ribuan bintang itu, para pemuda berbaris rapi mempersiapkan diri untuk bertarung dan menunjukkan jati diri mereka.
"Lo punya nyali juga nantangin gue," ucap Reygan. "Nggak malu, Arion udah ngalahin geng sampah lo berulang kali? Banyak cara udah lo lakuin buat ngalahin gue meskipun sebagian besarnya adalah kecurangan. Tapi lo lihat gimana hebatnya Arion?" ucap Reygan memancing emosi Alfa. "Kita nggak pernah jadi pecundang!"
"Bangsat! Gue pastiin malam ini lo semua mati ditangan Vilton."
"Kalau malam ini adalah malam kekalahan buat Arion, boleh gue pastiin Vilton menang bukan karena curang? Kalau lo laki sejati, tunjukin kemampuan lo tanpa gunain cara licik dan busuk lo itu," kali ini Galang lah yang angkat bicara. Mulut cowok itu sekali bicara berasa pedis banget bak cabai rawit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan & Rayina (END)
Teen FictionMengisahkan tentang pertemuan dua insan karena suatu insiden yang tak terduga, yang mana insiden itu membuat mereka saling terikat satu sama lain tanpa disadari. "Lo gila hah!" "Maaf..." "Akal sehat lo mana, Rey?" "Gue takut!" Deg... Rayina mendeka...